CEO TikTok 'Di-roasting' DPR AS, Dituding 'Antek' China

CEO TikTok 'Di-roasting' DPR AS, Dituding 'Antek' China

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Minggu, 26 Mar 2023 13:00 WIB
WASHINGTON, DC - MARCH 23: TikTok CEO Shou Zi Chew takes questions from Rep. Kat Cammack (R-FL) before the House Energy and Commerce Committee in the Rayburn House Office Building on Capitol Hill on March 23, 2023 in Washington, DC. The hearing was a rare opportunity for lawmakers to question the leader of the short-form social media video app about the companys relationship with its Chinese owner, ByteDance, and how they handle users sensitive personal data. Some local, state, and federal government agencies have been banning the use of TikTok by employees, citing concerns about national security. (Photo by Chip Somodevilla/Getty Images)
CEO TikTok Foto: Getty Images/Chip Somodevilla
Jakarta -

Baru-baru ini CEO TikTok, Shou Zi Chew, dipanggil oleh anggota parlemen untuk mengikuti salah satu Rapat DPR Amerika Serikat (AS). Pemanggilan ini dilakukan untuk diskusi tanya-jawab terkait keamanan data perusahaan.

Sebagaimana diketahui, anggota parlemen AS memang sering memanggil sejumlah perusahaan teknologi raksasa dalam rapat mereka terkait keamanan data perusahaan. Hal ini sehubungan dengan penyusunan rancangan undang-undang privasi digital AS.

Karenanya hingga saat ini hampir semua perusahaan teknologi besar seperti Meta, Google, Twitter, dan Snap pernah dipanggil parlemen AS terkait persoalan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, dalam sesi tanya-jawab antara anggota parlemen AS dengan CEO TikTok tampaknya tidak berjalan mulus bagi perusahaan. Tidak sedikit dari anggota parlemen AS yang merasa tidak puas dengan TikTok.

Hal ini dikarenakan struktur kepemilikan TikTok yang sebagian masih dimiliki oleh perusahaan asal China, ByteDance.

ADVERTISEMENT

Menurut sebagian besar anggota DPR AS, struktur kepemilikan TikTok yang sebagian masih dimiliki ByteDance ini berpotensi membahayakan keamanan data pengguna di AS. Ditakutkan melalui TikTok, data pengguna di AS bisa bocor ke pemerintah China.

Di luar itu, tidak sedikit juga anggota parlemen AS yang mempermasalahkan fitur-fitur TikTok yang dinilai adiktif bagi penggunanya, serta banyaknya postingan berbahaya yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap anak muda di AS.

"Kita mungkin tidak selalu sepakat tentang bagaimana menuju ke sana (menyusun RUU Privasi Digital), tetapi kita peduli dengan keamanan nasional kita, kita peduli dengan ekonomi kita dan kita pasti peduli dengan anak-anak kita," kata salah seorang anggota parlemen AS, Buddy Carter.

(dna/dna)

Hide Ads