Menjadi salah satu instrumen investasi yang tergolong aman, harga emas diprediksi bakal terus terbang tinggi. Hal tersebut tidak terlepas dari sejumlah isu global yang diprediksi bisa membuat harga emas mengalami peningkatan. Bagi kamu yang punya banyak simpanan emas logam mulia, bisa mandi uang nih!
Peningkatan harga emas tidak hanya terjadi akhir-akhir ini saja. Dalam kurun waktu dua bulan belakangan ini kenaikan harga emas sudah mencapai 9% kalau dibandingkan dengan harga pada Februari lalu. Sementara untuk perbandingan pada titik terendah di 26 September 2022 harga emas saat ini sudah mengalami kenaikan hingga 22,9%.
Sementara itu, Selasa (28/3), harga emas dunia masih cukup perkasa di level US$ 1.962,79/troy ons. Adapun emas melalui Pegadaian dengan rincian harga emas Antam di Pegadaian (kemasan lama) per 28 Maret 2023 di level Rp 618.000 untuk 0,5 gram, Rp 1.130.000 untuk 1 gram, dan Rp 2.197.000 untuk 2 gram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari CNBC Indonesia, berikut sejumlah faktor yang menjadi penyebab harga emas terus meningkat dalam sepekan ini.
1. Krisis Perbankan Amerika Serikat dan Eropa
Krisis perbankan yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa membuat harga emas terus melesat. Bahkan di AS sendiri setidaknya ada tiga bank kolaps yakni Silicon Valley Bank, Silvergate Bank, dan Signature Bank. Ketiga bank tersebut ditutup karena tidak kuat menahan guncangan berupa penarikan dana besar-besaran dan nasabah.
Bergeser ke Eropa, krisis membuat kinerja Credit Suisse anjlok sampai membuat bank sentral Swiss memberikan pinjaman sebesar US$ 54 miliar.
Krisis tersebut menghadirkan dua manfaat bagi emas. Pertama yakni emas yang terus dicari karena dianggap sebagai aset aman dan kedua proyeksi melunaknya The Fed. Bahkan jika dibandingkan dengan instrumen investasi lain, emas tergolong aman ketika dunia sedang dilanda ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
2. The Fed Diprediksi Melunak
The Fed diproyeksi melunak setelah krisis perbankan AS. Krisis tersebut juga membuat kebijakan The Fed dalam sorotan tajam.
Chairman The Fed Jerome Powell mengakui The Fed sedang mempertimbangkan untuk menahan kenaikan suku bunga karena adanya krisis perbankan. Menurutnya, krisis perbankan yang terjadi saat ini kemungkinan merupakan imbas ketatnya kredit. Oleh karena itu jika The Fed melunak maka hal itu bisa menguntungkan emas.
Belum lagi kebijakan moneter yang dovish atau melunak akan membuat dolar AS melemah dan yield surat utang pemerintah AS turun. Kondisi itu menjadi angin segar bagi pergerakan emas.
3. Inflasi AS Melandai
Tercatat inflasi AS tembus 6,4% (yoy) di Januari 2023, lalui melandai menjadi 6% (yoy) di Februari 29023. Kalau dibandingkan dengan kondisi Juni 2022 jauh lebih landau. Di mana inflasi AS pada Juni 2022 mencapai 9,1% (yoy).
Analis CMC Markets Tina Teng memperkirakan emas bisa menembus hingga level US$ 2.500-2.600 dalam waktu dekat.
Hal senada pun diungkapkan oleh Ahli strategi makro senior Bloomberg Intelligence Mike McGlone yang memprediksi emas bisa terbang lebih tinggi. Menurutnya, kali ini, emas diprediksi bisa naik ke level US$ 3.000.
Bicara soal emas, saat ini harga ukuran emas terkecil yang dapat dibeli ialah satuan 0,5 gram dan ukuran emas terbesar adalah satuan 1.000 gram (1 kg). Masyarakat juga dapat memiliki emas mulai dari 0,01 gram di Pegadaian mulai dari Rp 10.010/0,01 gram.
Tabungan Emas Pegadaian ini dapat diakses secara daring melalui aplikasi Pegadaian Digital. Bagi yang ingin sekadar menghitung besar investasi, bisa menggunakan kalkulator simulasi Tabungan Emas. Pegadaian juga menyediakan simulasi cicil emas untuk mempermudah masyarakat memperoleh emas dengan angsuran tetap hingga 36 bulan.
Lihat juga Video 'Nabung Emas Digital Lebih Untung Karena...':