Museum Louvre di Paris, Prancis ditutup untuk umum pada hari Senin. Pekerja museum ikut serta dalam aksi mogok nasional sebagai bentuk penolakan terhadap rencana reformasi pensiun.
Puluhan pekerja Louvre memblokir pintu masuk dan memaksa pengelola menutup sementara museum. Para demonstran juga membawa spanduk hingga bendera di depan piramida terkenal Louvre, tempat Presiden Emmanuel Macron merayakan kemenangan pemilu pada 2017.
Di Twitter, serikat buruh dari General Confederation of Labour mengunggah Potret Monalisa dengan wajah tua keriput bertuliskan "TIDAK untuk 64". Adapun aksi ini menuntut pencabutan undang-undang pensiun baru yang menaikkan usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi dilakukan pada malam protes nasional lainnya yang direncanakan pada hari Selasa. Waktu tersebut bertepatan dengan jadwal pertemuan Macron Perdana Menteri Elisabeth Borne untuk membahas langkah ke depan.
Sejumlah turis menyampaikan pandangannya terhadap aksi demonstran. Britney Tate misalnya, yang menilai ada hal lain yang bisa dilakukan untuk membawa perubahan.
"Jika Anda sangat yakin bahwa ini akan membawa perubahan, ada banyak hal lain yang bisa dilakukan di Paris," kata Britney Tate, mahasiswa doktoral berusia 29 tahun dari California.
Wisatawan lain yang telah melakukan perjalanan ribuan mil lebih vokal tentang ketidaknyamanan ini.
"Kami akan menghormati pemogokan mereka besok, tetapi melakukan ini hari ini, sungguh memilukan," kata Karma Carden, seorang turis dari Fort Myers, Florida.
"Kami tahu bahwa Versailles tidak akan dibuka karena adanya protes, tetapi kami pikir Louvre akan tetap buka," sambungnya.
Sebagai informasi, Museum Louvre selalu tutup di hari Selasa. Namun pekerjanya melakukan aksi demo pada hari Senin.
Meski memahami kekesalan demonstran, Carden menilai tindakan ini berdampak buruk untuk sebagian orang. Apalagi ada yang sudah melakukan perjalanan panjang dan mengeluarkan ongkos ribuan dolar.
Simak VIdeo: Demonstrasi Besar-besaran di Prancis Tolak Reformasi Pensiun