Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi Ramadan dan Lebaran harus diwaspadai karena bisa lebih tinggi. Inflasi yang harus diwaspadai pada harga tiket pesawat.
"Secara historis, tarif angkutan udara ini permintaanya tinggi jelang lebaran," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Senin (3/4/2023).
Per Maret 2023 tarif angkutan udara menyumbang andil 0,03% dan secara tahunan andilnya 0,17%. BPS menyebut, tiket pesawat terus menjadi komoditas penyumbang inflasi Ramadan dan Lebaran. Pada 2020 inflasi tarif angkutan udara 0,08%, pada 2021 0,04%, dan pada 2022 0,07%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya diberitakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta operator tidak menaikkan harga tiket pesawat sewenang-wenang ketika masa mudik. Pemerintah telah menyiapkan sanksi bagi operator yang melanggar.
"Ada hal yang penting yang perlu kami sampaikan kepada operator, tolong tidak menaikkan tarif sewenang-wenang," kata Budi usai rapat bersama Presiden Istana Kepresidenan, akhir bulan lalu.
Budi mengatakan operator harus memahami bahwa masyarakat membutuhkan tiket untuk mudik Lebaran. Oleh karena itu, dia meminta tiap maskapai penerbangan koperatif.
"Kita tahu bahwa saudara kita butuh untuk mudik atau berlibur. Operator supaya koperatif. Jangan menaikkan satu tarif yang berlebihan," ungkapnya.
Budi menegaskan ada aturan batas atas harga tiket pesawat. Jika ada yang menaikkan harga tiket pesawat melampaui batas atas, akan ditegur dengan sanksi yang tegas.
Lihat juga Video: Humas PT KAI: 17-21 April Tanggal Favorit Mudik Lebaran