Mahalnya tiket pesawat jelang Lebaran menjadi sorotan anggota Komisi VI DPR. Atas persoalan tersebut, anggota pun menanyakan kepada maskapai pelat merah bagaimana cara mengatasi persoalan tiket mahal tersebut.
Mahalnya tiket pesawat periode mudik ini disinggung Anggota Komisi VI DPR Fraksi Demokrat Muslim. Dia mengatakan, tingginya harga tiket pesawat di periode mudik dikeluhkan masyarakat.
"Tentu yang menarik lagi persoalan harga ini juga dikeluhkan masyarakat sebagaian besar, menjelang hari-hari begini kadang-kadang bisa dua kali lipat kenaikan harga. Apa sih langkah-langkah Garuda dalam rangka mengantisipasi harga?" tanyanya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI DPR Jakarta, Senin (3/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, ia pun menyoroti peristiwa ketika tiket pesawat menuju Aceh tembus Rp 13 juta.
"Saya ingat pemerintah menetapkan harga tertinggi, tidak dilepas sepenuhnya kepada pasar, kenapa? Karena pernah ke Aceh Rp 13 juta itu harga Lion, itu semua teriak masyarakat," jelasnya.
Merepons hal tersebut, Direktur Layanan dan Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ade R Susardi mengatakan, pihaknya mengikuti aturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam penetapan harga tiket pesawat.
"Untuk harga tiket pesawat sebenarnya kita mengacu kepada peraturan Kemenhub di mana ada tarif batas atas dan tarif batas bawah yang kita tidak akan langgar. Jadi batasan tarifnya akan selalu ditentukan Kemenhub," jelasnya.
Sebagai tambahan, Garuda menyiapkan 1,2 juta kursi untuk angkutan Lebaran. Adapun rinciannya 500 ribu Garuda dan 700 ribu Citilink.
"Kita meyiapkan total 97 armada terdiri 53 armada Garuda, 44 Citilink," katanya.
Lihat juga Video: Gangguan Teknis, Pesawat Garuda Rute Padang-Jakarta Sempat Gagal Terbang