Harga garam di ramadan ini mengalami kenaikan. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menganggap kenaikan itu diwajarkan dan untuk keuntungan petani garam.
"Garam konsumsi tidak ada impor kecuali untuk industri. Jadi kalau garam dalam negeri naik enggak apa-apa lah. Biar petani garam setahun sekali menikmati untung agak banyak," ujar Zulhas saat ditemui di pasar murah Kantor Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2023).
Untuk membantu akan kenaikan harga pangan, Zulhas telah rapat dengan Menteri Dalam Negeri dan sejumlah pemerintah daerah untuk mencari solusi. Hasilnya, pemerintah akan membantu ongkos kirim dari daerah ke daerah lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, siasat untuk menekan harga pangan jelang lebaran dengan mengadakan pasar murah. Jika harga masih tidak turun juga, pemerintah akan memberikan subsidi selisih harga.
"Terus tadi pagi Mendagri rapat dengan walikota, bupati, gubernur. Kalau harga naiknya enggak lebih dari 5% itu biasanya ditanggung ongkosnya, kalau lebih dari itu kita bazzar kaya gini atau ditanggung selisih harganya," ucapnya.
Baca juga: Zulhas Klaim Harga Cabai dan Beras Turun |
Sebelumnya, seorang pedagang di Pasar Rawamangun mengeluh kepada Zulhas bahwa saat ini harga garam tengah meroket tajam. Hal ini dikatakan saat Zulhas blusukan ke pasar tersebut, Senin (3/4/2023).
Kata salah seorang pedagang saat ini garam kasar dibanderol dengan harga Rp 300 ribu per karung (50 kg). Padahal sebelumnya, harga garam kasar masih berada di kisaran Rp 100 ribu per karung.
Menanggapi hal itu, Zulhas mengaku akan melakukan pengecekan untuk mencari tahu letak masalah. "Nanti saya cek. Dimana masalahnya. Konsumsi kan nggak ada yang impor," jelas Zulhas kemarin.
Lihat juga Video 'Jokowi Heran, Kok Panen Raya Tapi Harga Beras Tak Turun':