J&J mengumumkan penyelesaian yang diusulkan dalam pengajuan sekuritas. Anak usaha J&J, LTL Management juga mengajukan kembali perlindungan kebangkrutan setelah sebelumnya ditolak.
Terdapat lebih dari 60.000 penggugat telah mendukung penyelesaian yang diusulkan. Akan tetapi, hal ini masih membutuhkan persetujuan di pengadilan nanti.
"Menyelesaikan masalah ini melalui rencana reorganisasi yang diusulkan lebih adil dan lebih efisien, memungkinkan penggugat untuk mendapatkan kompensasi secara tepat waktu, dan memungkinkan perusahaan untuk tetap fokus pada komitmen kami untuk memberikan dampak kesehatan yang mendalam dan positif bagi umat manusia," kata Wakil Presiden Litigasi J&J Erik Haas, dikutip dari CNBC, Rabu (5/4/2023).
Meski demikian, perusahaan tetap menolak tuduhan bahwa bedaknya menyebabkan kanker. Menurut Haas, tuduhan tersebut palsu dan kurang ilmiah.
J&J mengakhiri penjualan bedak bayinya secara global pada tahun ini setelah menghadapi ribuan tuntutan hukum dari pelanggan yang mengklaim bahwa produknya menyebabkan kanker karena kontaminasi asbes karsinogen.
J&J melepaskan LTL Management pada 2021 dalam upaya mengurangi kerugiannya dari litigasi dan penyelesaian. Lalu, J&J menyalurkan tuntutan hukumnya ke anak usaha tersebut dan segera mengajukan perlindungan kebangkrutan.
Pada 2022, seorang juri menegaskan bahwa J&J dapat menggunakan perlindungan kebangkrutan. Namun pada Januari 2023, hal itu ditolak oleh Pengadilan Banding Amerika Serikat. Sebab, LTL maupun J&J tidak memiliki kebutuhan yang sah untuk perlindungan kebangkrutan karena tidak berada dalam kesulitan keuangan.
Salah satu pengacara utama penggugat, Leigh O'Dell mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan langkah lain untuk mengakhir upaya penyalahgunaan sistem kebangkrutan oleh J&J.
"J&J mencari diskon yang sangat besar untuk keadilan dan tidak benar-benar menawarkan apapun selain kebangkrutan dan penundaan, penundaan, penundaan," kata O'Dell.
Walau demikian, salah satu pengacara penggugat yang menegosiasikan penyelesaian, Mikal Watts mengatakan bahwa J&J berkomitmen untuk memberikan kompensasi yang adil kepada para wanita yang berhak dan tengah berjuang melawan kanker karena produk bedaknya.
"Tugas kami adalah membuat klien kami mendapatkan bayaran dengan adil untuk penyakit mereka," tutur Watts.
Sebagai informasi, J&J telah membayar US$ 7,4 miliar untuk biaya litigasi antara tahun 2020 dan 2021. Perusahaan mengatakan bahwa litigasi bedak menyebabkan pengeluaran biaya hukum yang sangat besar selama tahun-tahun itu.
Lihat juga Video 'YKAKI Gelar ''BeraniGundul" 2023 untuk Dukung Pasien Kanker Anak':
(das/das)