Menteri Jokowi Buka-bukaan Data Kemiskinan Ekstrem, Kejar Target 0%

Menteri Jokowi Buka-bukaan Data Kemiskinan Ekstrem, Kejar Target 0%

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 05 Apr 2023 21:00 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa turut hadir dan menyerahkan penghargaan kategori UN SDGs kepada April Grup.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.Foto: dok. April
Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan pemerintah berusaha menekan angka kemiskinan ekstrem 0% tahun 2024. Namun, Suharso menilai target tersebut cukup berat.

Saat ini, penduduk miskin ekstrem yang harus dientaskan masih tinggi, yaitu sekitar 5,6 juta orang. Suharso menilai tantangan ini cukup berat dan harus dicapai dengan perbaikan data secara total, dan integrasi program yang disertai pemberdayaan ekonomi secara masif.

"Kita lihat penurunan kemiskinan melambat, dan ini ada beberapa cara berhitung karena berdasarkan PPP (purchasing power parity) dengan angka US$ 1,9 dan US$ 2,15," terang Suharso saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR (Rabu (5/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bank Dunia sebelumnya merevisi garis kemiskinan ekstrem dari US$ 1,90 menjadi US$ 2,15 per kapita per hari. Menurut Suharso, jika berpatokan pada angka US$ 2,15, maka di 2024 angka kemiskinan ekstrem ada di level 2,5%.

"Jadi kalau pakai US$ 2,15,target kemiskinan ekstrem yang sekarang ini angkanya 3,2%, dan kita mungkin hanya bisa menurunkan di 2,5%," paparnya.

ADVERTISEMENT

Namun jika berpatokan pada PPP US$ 1,9, di 2024 level kemiskinan Indonesia berada di 1,2%.

"Tapi kalau pakai angka US$ 1,9 kita bisa turunkan di 1,2%. Kita berusaha untuk 0%, tapi juga Bank Dunia itu mendorong kita menggunakan multidimensi indikator," jelasnya.

Suharso juga memaparkan realisasi kemiskinan ekstrem di Indonesia. Berpatokan pada PPP US$ 1,90 kemiskinan ekstrem tahun 2021 adalah 2,3%, 2022 adalah 2,0%, 2023 1,5%, dan 2024 1,2%.

Sementara bila menggunakan US$ 2,15, kemiskinan ekstrem tahun 2021 adalah 3,5%,2022 3,2%, 2023 2,8%, dan 2024 2,5%.

Sebagai informasi kemiskinan ekstrem adalah kondisi masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, rumah yang layak, sanitasi, hingga akses ke layanan sosial. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa Jokowi menargetkan kemiskinan ekstrem 2024 jadi 0%.

"Kemiskinan ekstrem di 2024 yang harus 0%, dan angka kemiskinan di kisaran 6,5% hingga 7,5%, sedangkan stunting di harapkan turun ke 3,8%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/2/2023).

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads