Faktor ekonomi disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya resesi seks di Negeri Sakura Jepang. Akibatnya saat ini angka kelahiran di negara itu menjadi sangat rendah.
Bila resesi seks ini terus berlanjut, jumlah penduduk Jepang yang saat ini masih berada di angka 125 juta jiwa diprediksi akan turun menjadi 88 juta jiwa pada 2065 mendatang.
Namun yang menjadi pertanyaan saat ini, memang berapa biaya membesarkan anak di Jepang hingga membuat masyarakatnya mengalami resesi seks?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari Japan Times, Kamis (6/3/2023), dikatakan bahwa kisaran biaya membesarkan anak di Tokyo sejak lahir hingga lulus perguruan tinggi sekarang berkisar antara 28,59 juta yen hingga 63,01 juta yen. Perkiraan tersebut didasarkan pada temuan survei yang dilakukan perusahaan asuransi AIU di Tokyo.
Bila dirupiahkan, maka biaya membesarkan anak di Jepang setara dengan Rp 3,23 miliar sampai dengan Rp 7,12 miliar.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa dari jumlah tersebut, biaya dasar untuk membesarkan anak berjumlah sekitar 16,8 juta yen (Rp 1,89 miliar). Sudah termasuk di dalamnya 7,02 juta yen (Rp 793,26 juta) untuk makanan dan 4,69 juta yen (Rp 529,97 juta) untuk uang saku.
Sedangkan untuk biaya pendidikan diadakan minimal 11,79 juta yen (Rp 1,33 miliar) jika seorang anak bersekolah di lembaga publik dari taman kanak-kanak hingga universitas. Sedangkan untuk anak yang menempuh pendidikan di sekolah swasta, biaya dapat meningkat secara signifikan hingga maksimum 46,21 juta yen (Rp 5,22 miliar)
Simak Video 'Situasi Sekolah di Jepang yang Terpaksa Tutup Imbas Resesi Seks':