.webp)
Belakangan ini tengah ramai diperbincangkan soal diduga calo yang mengadang pelamar untuk wawancara kerja di suatu perusahaan. Padahal pelamar itu melamar pekerjaan melalui website resmi perusahaan.
Pelamar tersebut menduga oknum calo yang mengadangnya sakit hati lantaran orang yang "dibawa"nya tidak lolos masuk ke perusahaan itu. Hal tersebut mengundang berbagai reaksi dari warganet. Beberapa warganet mengatakan bahwa praktik calo yang memasukkan tenaga kerja ke suatu perusahaan memang masih ada hingga saat ini.
Sebenarnya, apakah perusahaan membutuhkan jasa calo untuk mendapatkan tenaga kerja?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Praktisi dan Konsultan Sumber Daya Manusia (SDM) Audi Lumbantoruan, biasanya jarang perusahaan menggunakan jasa calo atau agent untuk mendapatkan tenaga kerja. Sebab, menurutnya menggunakan jasa calo sudah menghalangi terjadinya pemilihan secara fair.
Akan tetapi, ia tidak memungkiri terdapat perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa agent untuk mencari tenaga kerja di bidang teknis, seperti pengemudi truk kontainer, forklift, maupun maintenance.
"Jadi karena pekerjanya teknis banget, dia sengaja pakai calo untuk memudahkan proses pencarian. Biasanya calo ini resmi, lewat agent, melalui outsourcing," katanya kepada detikcom, Senin (10/4/2023).
Ia menilai, selama perusahaan menggunakan agent secara resmi, tidak ada masalah. Sebab, bisa dipantau apabila terdapat tindakan yang tidak sesuai aturan.
"Nah yang nggak resmi itu yang nggak bagus. Misal calo daerah situ atau pabrik, ada warga yang mengatur siapa yang boleh masuk atau nggak, ini hal yang kadang jadi PR untuk Dinas Ketenagakerjaan karena Dinas Ketenagakerjaan baru bisa memeriksa kalau ada laporan," paparnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J. Supit menilai biasanya perusahaan tidak memakai jasa calo untuk mendapatkan tenaga kerja. Akan tetapi, menurutnya percaloan di daerah-daerah tertentu sudah mengakar sehingga cukup sulit untuk dihilangkan.
"Ini merupakan salah satu rumitnya proses rekrutmen kita. Ini juga salah satu fenomena yang harusnya jadi PR kita bersama dengan pemerintah ya," tuturnya kepada detikcom.
Ia menilai, banyaknya orang menggunakan jasa calo untuk mendapatkan kerja karena saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
"Akar permasalahan kan susah mendapat pekerjaan, sehingga si calo ini pun butuh hidup, jadilah percaloan itu. Kalau dia ada keterampilan ada pekerjaan, tidak mungkin dia mau jadi calo," ujarnya.
Di sisi lain, Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan bahwa ada banyak perusahaan yang menggunakan calo atau agen dalam mencari tenaga kerja. Akan tetapi, biasanya agen yang digunakan adalah agent resmi atau outsource yang sudah diakui pemerintah.
Calo-calo tersebut tidak hanya ada di kawasan industri, tetapi di berbagai bidang. Sebab, perusahaan menilai adanya agent atau calo cukup penting untuk menghemat waktu mereka dalam mencari tenaga kerja.
"Karena kalau semuanya dilakukan oleh perusahaan, maka akan habis waktu perusahaan (untuk menemukan tenaga kerja). Misal, perusahaan memproduksi sepatu. Untuk melakukan upaya rekrutmen saja, dari mulai pasang iklan, seleksi terhadap ribuan surat lamaran, lalu serangkaian lamaran lainnya, itu kapan dia produksi sepatunya?" tuturnya kepada detikcom.
Selain itu juga menghemat biaya yang dikeluarkan untuk mencari tenaga kerja. Dalam proses bekerja, apabila perusahaan tidak puas dengan hasil kerja dari pekerja yang didapat dari agent tidak terlalu mahal biayanya.
"Bayangkan kalau nggak pakai calo, mereka sudah capek-capek nyarinya (tenaga kerja) kemudian investasi pelatihan, tiba-tiba orangnya mau keluar aja. Kan pusing. Berbagai tantangan, baik administrasi, regulasi, maupun operasionalisasi perusahaan itu sangat terbantu dengan kehadiran calo atau agent tadi," ungkapnya.
(zlf/zlf)
