.webp)
Kiprah perempuan Indonesia dalam bisnis Tanah Air kian besar. Terbaru, sosok Dewi Kam diam-diam berhasil menjadi satu-satunya wanita yang berhasil masuk dalam jajaran 10 orang paling kaya di RI.
Berdasarkan laporan dari Forbes Real Time Billionaire, Selasa (11/4/2023), saat ini harta kekayaan Dewi Kam ditaksir senilai US$ 4,8 miliar atau setara dengan Rp 72 triliun (kurs Rp 15.000/dolar AS).
Nilai kekayaan tersebut membuat Dewi Kam melesat ke urutan ke-8 orang paling tajir di Indonesia, tepat di bawah taipan pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, yang kini berada di urutan ke-7. Serta berada satu tingkat di atas pemilik Alfamart, Djoko Susanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, siapakah Dewi Kam dan darimana sumber kekayaannya?
Dewi Kam merupakan seorang pengusaha sekaligus pemilik dari saham minoritas di perusahaan tambang batu bara di Indonesia Bayan Resources. Ia merupakan pemilik saham minoritas sebesar 10 persen di emiten berkode BYAN itu.
Berkat kepemilikan sahamnya itu, wanita berusia 72 tahun ini berhasil mendapatkan sebagian besar kekayaannya. Sebab sebagaimana diketahui, nilai saham Bayan Resources sempat naik hingga tiga kali lipat pada 2022 di tengah krisis energi global.
Di luar itu, diketahui bahwa Dewi saat ini juga terlibat dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan. Keterlibatan Dewi Kam dalam hal ini dilakukan melalui PT Sumber Energi Sakti Prima (SSP), yang bermitra dengan PT Bosowa Energi dalam proyek tersebut.
Adapun, pembangkit yang berkontribusi menyediakan kebutuhan listrik Sulawesi Selatan ini berkapasitas 2x125 MW. Sebagai informasi, proyek di sektor kelistrikan ini dibangun dan mulai dioperasikan penuh oleh Bosowa Energi dua tahun lalu setelah diresmikan Menteri ESDM Jero Wacik pada 19 Desember 2012.
Sementara itu, berdasarkan laporan dari Indonesia Corruption Watch tahun 2020, nama Dewi Kam tercatat dalam database offshore leaks International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ). Bersama dengan Mohamad Abdullah Jasin, dia terafiliasi dengan 2 perusahaan yang berdomisili di British Virgin Islands dan Samoa.
Simak Video 'Bahlil: Konglomerat RI Orangnya Itu-itu Terus':
