Wamendag Ungkap RI Punya Peran Penting di ASEAN Gara-gara Hal Ini

Wamendag Ungkap RI Punya Peran Penting di ASEAN Gara-gara Hal Ini

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Jumat, 14 Apr 2023 11:52 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/9/2012). Pengamat Ekonomi dari Standard Chartered Bank mengatakan perekonomian dunia akan mengalami kenaikan pada level 3,2%. Pertumbuhan tersebut akan berdampak pada impor dan ekspor Indonesia pada tahun 2013.
Foto: Jhoni Hutapea
Jakarta -

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ASEAN sebagai growth epicentrum, baik dalam konteks regional maupun global.

Menurut Jerry, ASEAN menjadi kawasan yang akan sangat berperan baik saat ini maupun di masa mendatang. Hal ini tidak lepas dari potensi ekonomi, baik dalam perspektif produksi maupun potensi pasar.

Hal itu juga tidak lepas dari kepeloporan Indonesia dalam konteks perjanjian lain yang melibatkan ASEAN, khususnya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP adalah blok perjanjian ekonomi dan perdagangan kedua terbesar setelah WTO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia dikenal sebagai inisiator dan pelopor dalam perjanjian yang melibatkan 15 negara ini. Keketuaan Indonesia akan menjadi momentum untuk membuktikan kepeloporan tersebut.

"Indonesia, ASEAN dan RCEP adalah tiga hal yang tidak terpisahkan. Kita yakin akan menjadikan ASEAN sebagai episentrum yang terus tumbuh karena punya potensi sangat besar dalam hal sumber daya alam, sumber daya manusia dan jaringan pasar," kata Jerry dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (14/4/2023).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, sumber daya alam, manusia, dan jaringan pasar harus ditunjang dengan penguasaan teknologi. Dengan begitu, negara-negara ASEAN tidak hanya akan menjadi pelaku pendukung pertumbuhan dunia, tetapi menjadi pelaku utama.

Jerry menekankan ada banyak sumber daya alam mineral penting yang akan menjadi komponen utama teknologi dunia ke depan, seperti nikel, timah, zirkon, cadmium dan lain-lain yang menjadi bahan utama dalam industri mesin listrik serta komponen elektronika. Negara-negara ASEAN juga punya kekuatan dalam sumber energi, mulai dari tenaga angin, surya hingga biosolar.

"Kekuatan itu harus dimanfaatkan sebagai modal posisi tawar agar ada transfer teknologi sehingga negara-negara ASEAN tidak ditinggalkan dalam pengembangan teknologi," tuturnya.

Menurut Jerry, itulah sebabnya Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya hilirisasi dalam sektor mineral dan barang produksi tambang lainnya. Tanpa hilirisasi, negara-negara penghasil bahan baku akan mendapatkan nilai tambah yang paling kecil dalam mata rantai produk pertambangan.

"Itulah sebabnya Bapak Presiden menegaskan keharusan hilirisasi. Dengan hilirisasi secara politik Indonesia khususnya akan makin sejajar dengan negara-negara yang menguasai teknologi. Ini juga daya tawar yang penting jika Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya ingin menjadi episentrum yang sesungguhnya," ungkapnya.

Jerry mengatakan, masih banyak agenda penguasaan dan pemasyarakatan teknologi lainnya seperti digitalisasi dalam perdagangan dan pengembangan produk-produk hasil teknologi. Hal itu menurutnya bisa menjadikan Indonesia sebagai kiblat bagi negara-negara ASEAN.

"Kemendag (Kementerian Perdagangan) akan mengintensifkan koordinasi dan sinergi dengan lembaga dan kementerian lain agar Indonesia selalu menjadi yang terdepan dalam transformasi ekonomi dan perdagangan," tutupnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads