Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 224 T Sampai Maret

Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 224 T Sampai Maret

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 17 Apr 2023 16:23 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang melalui penerbitan surat utang sampai Maret 2023 mencapai Rp 224,8 triliun. Realisasi itu setara dengan 32,3% dari target Rp 696,4 triliun di APBN 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pembiayaan utang terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp 217,6 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp 7,2 triliun.

"Secara keseluruhan pembiayaan kita masih on track sesuai APBN. Tahun ini pembiayaan ditargetkan Rp 696 triliun dan realisasi sampai Maret Rp 224 triliun, ini naik dibandingkan tahun lalu namun memang karena strategi untuk menjaga buffer bagi pemerintah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Senin (17/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Realisasi pembiayaan utang sampai Maret 2023 tersebut meningkat 56,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sri Mulyani menyebut hal ini sengaja mempertimbangkan kondisi pasar pada saat suku bunga belum naik.

"Kita melakukan front loaning karena kita mengantisipasi kenaikan suku bunga yang higher for longer, jadi kita ambil posisi sebelum terjadinya kenaikan suku bunga seperti yang terjadi yang telah saya sebutkan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Sri Mulyani memastikan penerbitan surat utang akan dijaga secara hati-hati.

"Dengan tetap menjaga prudent, fleksibilitas dan akuntabilitas, serta pragmatis karena situasi global yang begitu sangat mengalami dinamika luar biasa, kita menjaga dari sisi policy pembiayaan terutama penerbitan surat utang secara hati-hati," pungkas Sri Mulyani.




(aid/zlf)

Hide Ads