Viral di media sosial sebuah video yang berisikan penumpang Batik Air komplain usai koper miliknya dijebol hingga ponsel dan sejumlah barangnya hilang. Video tersebut pertama kali dibagikan oleh akun TikTok @deshki.
Pengunggah video menyebut bahwa anak perusahaan Lion Air tersebut enggan disalahkan terkait kasus pembobolan koper yang belakangan diketahui milik warga negara Amerika Serikat (AS) bernama Leni Sidabutar tersebut.
Terlepas dari itu, diketahui bahwa Batik Air adalah maskapai swasta berbasis di Indonesia yang didirikan pada tahun 2013. Maskapai ini merupakan anak perusahaan Lion Air Grup. Lion Air sendiri sudah didirikan sejak tahun 1999 dengan penerbangan pertama dari Jakarta ke Pontianak pada tahun 2000. Pendirinya adalah Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan Kirana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan detikcom, sebelumnya Rusdi merintis kariernya sebagai salesman mesin ketik bermerek 'brother'. Saat itu Rusdi hanya berpenghasilan US$ 10 atau Rp 120.000 per bulan. Di sisi lain saudara Rusdi yang juga pendiri Lion Air, Kusnan Kirana, diketahui sempat bekerja di bidang travel sejak tahun 1981 sebelum akhirnya mendirikan Lion Air pada tahun 1999.
Rusdi sempat menghebohkan dunia penerbangan internasional pada 2011 dan 2013 lalu, terutama bagi dunia penerbangan di Indonesia sendiri. Lion Group telah meneken kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US$ 24 miliar yang disaksikan langsung Presiden Prancis François Hollande.
Sebelumnya, Lion Air dan Boeing telah memfinalisasi rekor pembelian 230 pesawat 737 senilai US$ 22,4 miliar di depan Presiden Barack Obama. Belanja yang fantastis ini dilakukan oleh seseorang yang dahulunya bekerja sebagai tenaga salesman mesin ketik ini.
Rusdi yang mencatatkan sejarah dengan rekor fantastis pembelian pesawat dari dua pabrikan raksasa ini tetap saja berbicara kesederhanaan. Gaya hidup sederhana dan pendidikan tetap menjadi fokus Rusdi. Bahkan ia tetap berupaya menerbangkan seluruh penumpangnya dengan kelas ekonomi.
Di kalangan dunia penerbangan Rusdi sempat 'ngamuk' ketika maskapai penerbangan Indonesia di-black list tak bisa terbang ke Eropa. Rusdi mengatakan hal itu tidak adil.
Berhasil di dunia bisnis tidak membuat Rusdi merasa puas. Rusdi Kirana resmi terjun ke dunia politik pada tahun 2014. Ia menemukan kendaraan politiknya, yaitu di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jabatan Rusdi di PKB adalah Wakil Ketua Umum.
Pada tahun 2017, Rusdi mendapat penghargaan dari Prancis yang diberikan langsung oleh Hollande. Penghargaan Légion d'Honneur diberikan Rusdi sebagai tanda jasa karena telah menggerakkan roda ekonomi Prancis dengan melakukan pemesanan armada pesawat dengan jenis Airbus sejumlah 234 unit pada Maret 2013.
Pada tahun yang sama Rusdi Kirana dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkekuasaan Penuh RI untuk Malaysia. Dengan begitu sejak 2017 lalu dirinya sudah tak lagi menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Direksi Lion Air.
"(Wantimpres-red) Sudah dilepas," kata Rusdi saat ditemui detikcom usai pelantikan dirinya di Istana Negara, Jakarta, pada Mei 2017 silam.
Rusdi mengaku memang sengaja meminta jabatan Dubes Malaysia kepada Presiden Jokowi. Hal ini dia lakukan karena ingin mengabdi untuk negara dalam mengurusi persoalan TKI di negara orang. Dirinya menjabat sebagai dubes sampai Juli 2020.
Lebih lanjut, pada 2019 saat dirinya masih menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Rusdi Kirana mengundurkan diri dari anggota Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Alasannya karena kesibukan sehari-hari yang semakin meningkat.
Sebelumnya, Rusdi Kirana sendiri sudah mengundurkan diri posisi Wakil Ketua Umum DPP PKB periode 2014-2019 saat dilantik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Presiden Joko Widodo pada 2015.
Di luar itu, Rusdi dan Kusnan Kirana tercatat sempat masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia pada tahun 2019 versi Forbes. Total harta kekayaannya saat itu mencapai US$ 835 juta atau sekitar Rp 13 triliun (kurs Rp 15.573). Meski saat ini Rusdi Kirana sudah tidak menjadi President Director Lion Air, namun ia tetap aktif terlibat dalam memberikan arah strategis jangka panjang Lion Group, termasuk Lion Air.
(fdl/fdl)