Pemerintah Harap Kerja Sama Ekonomi RI-Uni Eropa Cepat Rampung, Ini Alasannya

Pemerintah Harap Kerja Sama Ekonomi RI-Uni Eropa Cepat Rampung, Ini Alasannya

Zulfi Suhendra - detikFinance
Kamis, 20 Apr 2023 11:12 WIB
Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah berharap perjanjian perdagangan bersama Uni Eropa yaitu Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) segera terealisasi. Dengan selesainya perundingan IEU CEPA, surplus perdagangan Indonesia akan semakin besar.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga berharap Uni Eropa meningkatkan komitmen kerja sama, salah satunya dengan menyelesaikan perundingan IEU CEPA. Menurut Jerry, kerja sama Indonesia dan Uni Eropa dapat terus diperluas dan ditingkatkan jika kedua pihak membangun hubungan yang setara dan saling memahami satu sama lain.

Jerry mengatakan, Indonesia sudah puluhan tahun menjalin kerja sama dagang, ivestasi dengan Eropa. Meski begitu, Jerry mengatakan, terdapat ketidaksepahaman dalam beberapa komoditas perdagangan seperti sawit dan nikel

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa ketidaksepahaman itu bisa diselesaikan jika Uni Eropa melihat masalah dari kedua sisi sehingga kepentingan masing-masing pihak bisa diakomodasi dengan baik," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (20/4/2023).

ASEAN, kata Jerry, akan menjadi kawasan yang makin penting dalam percaturan ekonomi dan politik global. Semangat yang diusung Indonesia adalah semangat kolaborasi dan kooperasi. Jerry mengajak Uni Eropa untuk menerapkan hal yang sama sehingga kedua kawasan bisa tumbuh bersama dalam semangat inklusifitas.

ADVERTISEMENT

" ASEAN dan Uni Eropa sama-sama punya potensi dan telah memainkan peran penting dalam konteks global. Karena itu, kita harus menjaga sinergi dan kolaborasi tersebut dengan saling memahami satu sama lain, " kata Wamendag.

Surplus perdagangan internasional Indonesia baru-baru ini mencapai rekor tertinggi yaitu mencapai US$ 54, 5 Miliar pada tahun 2022. Surplus itu salah satunya ditopang dari perdagangan dengan Uni Eropa. Meskipun demikian, rasio perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa belum mencapai level yang diharapkan. Indonesia berharap bisa terus mengisi pasar Eropa dengan berbagai produk yang bersegmen bukan hanya bahan mentah tetapi juga bahan baku dan bahan jadi. Karena itu, menurut Jerry, Uni Eropa harus membuka pasar bagi produk Indonesia secara luas sebagaimana Indonesia juga menerima produk Uni Eropa.

"Harus ada kesetaraan dan mutualisme. Jadi kedua pihak bisa mengoptimalkan potensi yang ada," tegas Jerry.




(zlf/das)

Hide Ads