Tunjangan hari raya (THR) untuk Lebaran telah cair. Meski demikian, pengeluaran terkait THR ini mesti diatur, supaya tidak membuat keuangan menjadi berat ke depannya.
Apalagi, ketika Lebaran banyak uang yang harus dikeluarkan, termasuk untuk angpao. Lalu, bagaimana menyiasatinya?
Perencana Keuangan dari Alliance Advisory Group (AAG) Andy Nugroho mengatakan, yang pertama mesti dilakukan ialah menyisihkan uang untuk membayar kewajiban-kewajiban. Kewajiban yang dimaksud ialah tagihan atau cicilan yang jatuh tempo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sisihkan dulu untuk itu, untuk bayar-bayar itu, termasuk kewajiban-kewajiban contohnya misalnya untuk beli token listrik, bayar PDAM, uang sekolah anak, kita alokasikan itu dulu, kita sisihkan untuk itu dulu THR-nya, selain dari gaji kita," terangnya kepada detikcom, Jumat (21/4/2023).
Baca juga: THR Selalu Dinanti, Begini Sejarahnya |
Kedua, kata dia, perlunya alokasi untuk kebutuhan sehari-hari pasca Lebaran. Dia menyebut seperti kebutuhan transportasi dan makan.
"Jadi transport dan makanan hal-hal yang penting namun masih bisa diatur ulang. Artinya memang keadaannya mendesak kita bisa irit-irit," ujarnya.
Setelah itu, barulah alokasi untuk berlebaran yang mencakup kebutuhan untuk mudik hingga angpao. Terkait angpao, kata dia, sebenarnya bisa diprediksi kepada siapa saja yang akan diberikan hingga nominalnya.
Oleh karena itu, dia mengatakan, angpao ini harus disesuaikan dengan kemampuan. Jika kebutuhan untuk transportasi mudik besar, maka porsi untuk angpao bisa dikurangi.
"Jadi kita jangan memaksakan kasih angpao semua orang dengan nominal besar efeknya jadi nggak bisa pulang balik kota asal kita gara-gara duitnya habis buat angpao," ujarnya.
Secara persentase, Andy membagi alokasi THR yakni 20% untuk pembayaran kewajiban, 30% untuk kebutuhan sehari-hari pasca Lebaran, dan 60% untuk keperluan Lebaran mencakup mudik, beli baju baru, makanan, angpao, dan lain-lain.
(acd/zlf)