Putin Resmi Ambil Alih Aset Rusia di 2 Perusahaan Asing

Putin Resmi Ambil Alih Aset Rusia di 2 Perusahaan Asing

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 26 Apr 2023 16:40 WIB
Russian President Vladimir Putin chairs a meeting with the heads of delegations of the Conference of Heads of Security and Intelligence Agencies of the Commonwealth of Independent States countries via a videoconference at the Kremlin in Moscow, Russia, Wednesday, Oct. 26, 2022. (Alexei Babushkin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin/Foto: Alexei Babushkin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin meneken dekrit yang menetapkan kontrol ketat sementara atas aset Rusia di dua perusahaan energi asing. Aset yang dimaksud berada di perusahaan Uniper dan Fortum Oyj Finlandia.

Dilansir Reuters, Rabu (26/4/2023), saham kedua perusahaan itu sementara berada dalam kendali Rosimushchestvo atau badan properti pemerintah federal Rusia. Keputusan tersebut memberikan sinyal kemungkinan pembalasan atas aset Rusia di luar negeri yang berpotensi disita negara-negara barat.

Dalam keputusan di dekrit itu dijelaskan, Rusia perlu mengambil langkah-langkah mendesak untuk menanggapi tindakan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan negara barat lainnya yang disebut tidak ramah dan bertentangan dengan hukum internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak bank BUMN Rusia, VTB PAO, pada Senin mengatakan pemerintah Rusia harus mempertimbangkan untuk mengambil alih dan mengelola aset perusahaan asing seperti Fortum dan Uniper. Sementara itu, pihak Rosimushchestvo memastikan aset dijalankan sesuai dengan kepentingan Rusia dalam rangka pengembangan perekonomian.

"Keputusan itu tidak menyangkut masalah kepemilikan dan tidak menghilangkan kepemilikan lain dari aset mereka. Manajemen eksternal bersifat sementara dan berarti pemilik asli bukan tidak lagi memiliki hak untuk membuat keputusan manajemen," tulis kantor berita TASS.

ADVERTISEMENT

Pada Februari lalu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Rusia harus menanggung biaya kerusakan yang disebabkan oleh perang di Ukraina, salah satunya dengan menyita aset-aset Rusia di perusahaan-perusahaan asing. Namun, saat itu Yellen mengakui ada hambatan hukum yang signifikan untuk menyita aset utama Rusia.

Hal yang sama juga disuarakan oleh pihak Uni Eropa. Pada Oktober 2022 lalu Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan Uni Eropa sedang mempertimbangkan penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk membangun Ukraina.

Simak Video 'Rudal Rusia Hantam Museum Ukraina, 2 Orang Tewas':

[Gambas:Video 20detik]



(hal/ara)

Hide Ads