Kenapa THR Dibagi ke Anak-anak? Sosiolog Bilang Begini

Kenapa THR Dibagi ke Anak-anak? Sosiolog Bilang Begini

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Jumat, 28 Apr 2023 13:37 WIB
Hand of young kid holding indonesian money. Rupiah/IDR money.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sukarman karman
Jakarta -

Anak-anak seringkali mendapatkan uang dari keluarga maupun tetangga ketika Lebaran. Biasanya, uang tersebut diberikan setelah bermaaf-maafan sehingga muncul istilah 'salam tempel'.

Menurut Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati tradisi membagikan uang tersebut biasanya dilakukan oleh orang yang sudah mapan kepada yang belum. Selain itu, orang yang sudah dewasa dianggap sudah bisa lebih mandiri.

"Kenapa anak-anak? Karena ini salah satu insentif atau cara mendorong anak-anak agar lebih bisa merasakan hype-nya Lebaran. Karena kan anak-anak baru mengenal dunia, cara agar dia punya memori, romantisme terhadap hari raya salah satunya dengan memberikan perhatian lewat materi," tuturnya kepada detikcom, Jumat (28/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, anak-anak masih perlu memaknai pentingnya Hari Raya Idulfitri hingga pentingnya bersilaturahmi dengan keluarga. Salah satu cara untuk memberi pelajarannya yaitu melalui berbagi materi.

"Salah satu cara memberikan pelajaran dasarnya adalah memberi tadi, entah kasih permen, kasih duit berapapun, buat dia (anak-anak) akan membuat dia.. kan awalnya 'dipaksa' dulu lewat insentif, tapi lama-lama mudah-mudahan menjadi sebuah kebiasaan untuk saling berkunjung. Hari raya itu mau di manapun menjadi momentum kita untuk saling berkunjung," ujar Devie.

ADVERTISEMENT

Terpisah, Kepala Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Sunu Wasono menilai, tradisi bagi-bagi uang kepada anak-anak juga bisa dianggap sebagai 'hadiah' karena telah berpuasa selama satu bulan lamanya. Dengan begitu, mereka dinilai akan lebih giat lagi menjalankan puasa di tahun selanjutnya.

"Pemberian itu juga merupakan semacam hadiah untuk merangsang atau mendorong anak-anak agar mau puasa untuk tahun depan sampai tutug (selesai). Jadi puasanya tidak model tutup kendang atau puasa di hari pertama dan hari terakhir, tengahnya kosong," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.




(zlf/zlf)

Hide Ads