Waduh! Gegara Gelombang Panas, Produksi Pangan RI Bisa Susut 30%

Waduh! Gegara Gelombang Panas, Produksi Pangan RI Bisa Susut 30%

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Minggu, 30 Apr 2023 18:45 WIB
KEMLITZ, GERMANY - AUGUST 24: Farmer Heiko Terno stands in a withered and dried up sunflower field on August 24, 2022 near Kemlitz, Germany. Germany has been struggling with a summer drought that has affected crops across much of the country. (Photo by Jens Schlueter/Getty Images)
Foto: Getty Images/Jens Schlueter
Jakarta -

Dalam beberapa minggu terakhir, Indonesia tengah dilanda cuaca panas yang tidak biasa. Hal ini juga terjadi di sejumlah negara di Asia. Dampaknya, produksi pangan akan menurun.

Namun bukan berarti kondisi cuaca panas yang tidak biasa ini sendiri tidak akan mempengaruhi kondisi di Tanah Air. Sebab menurut Ketua Harian HKTI Jabar Entang Sastraatmadja, kondisi cuaca panas atau yang biasa disebut sebagai el nino ini secara langsung dapat mempengaruhi ketersediaan pangan RI.

"Ya kalau kita lihat pengalaman masa lalu yah, gelombang panas atau el nino, artinya kemarau panjang itu sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan kita," kata Entang kepada detikcom, Minggu (30/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah jadi memang kalau ditanya berdampak atau tidak, jelas berdampak. Dari mana dasarnya? dari pengalaman masa lalu," tegasnya lagi.

Adapun menurutnya el nino ini dapat sangat mempengaruhi kondisi pertumbuhan dan panen tanaman pangan seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias/obat, hingga umbi-umbian.

ADVERTISEMENT

"Yang pasti tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan. Tanaman pangan, itu pasti akan berdampak," tutur Entang.

"Kalau tanaman pangan itu kan ada tiga bagian besar, yang pertama padi dan segala macam jenisnya. Yang kedua palawija, nah palawija ini kan kaya umbi-umbian, singkong ya. Dan yang ketiga hortikultura. Nah hortikultura ini sayur, buah-buahan, tanaman hias, tanaman obat," jelasnya.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, menurut Entang kondisi seperti ini setidaknya dapat menurunkan kapasitas produksi pangan hingga 20-30%, bergantung pada jenis tanaman komoditasnya.

"itu masing-masing punya ukuran ya, masing-masing punya ukuran, tapi yang pasti kalau lihat pengalaman kemarin 20-30% terdampak itu,"

Meski begitu, Entang meyakinkan bahwa kondisi ini seharusnya tidak akan mempengaruhi stok pangan secara nasional. Sebab sejauh ini Indonesia kerap melakukan impor terhadap sejumlah komoditas guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Enggak (mempengaruhi stok pangan nasional) lah. Kita kan untuk beberapa komoditas seperti padi ini masih impor," ungkap Entang.




(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads