Kemarau Ekstrem Ancam Kelangkaan Pangan, Pemerintah Bisa Apa?

Kemarau Ekstrem Ancam Kelangkaan Pangan, Pemerintah Bisa Apa?

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 01 Mei 2023 13:00 WIB
JATILUWIH, BALI, INDONESIA - JUNE 19:  A farmer spreads paddy stalks to be dried under the sunlight during harvest season at Jatiluwih on June 19, 2014 in Tabanan, Bali, Indonesia. Industry Officials and analysts are expecting Indonesia to more than double its rice imports to around 1.5 million tons in 2014 from an estimated 700,000 tons imported in 2013 ahead of a general election and El Nino looms on the horizon which could lead into drought and lack of rainfall. Jatiluwih is famous for its well-maintained terraced rice fields and functioning subak traditional irrigation system. UNESCO has recognized it as one of the worlds heritage sites. (Photo by Agung Parameswara/Getty Images)
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Agung Parameswara
Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kelangkaan pangan saat terjadi kemarau ekstrim (el nino). Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya akan membantu petani dengan menyiapkan berbagai infrastruktur pertanian.

"Kita harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama saat kemarau nanti. Seperti memanfaatkan infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage saat kemarau datang," ujar Syahrul dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (1/5/2023).

Syahrul mengatakan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau ekstrim (el nino) akan terjadi pada Agustus 2023. Hal itu yang menjadi alasan, pemerintah akan menyiapkan upaya menjaga ketahanan pangan dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi kemarau harus diwaspadai. Terutama pada bulan Agustus yang diprediksi menjadi puncak musim kemarau tahun ini," kata Mentan SYL.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Ali Jamil mengatakan, terkait dengan ancaman el nino Agustus mendatang, Kementan menyiapkan berbagai antisipasi kekeringan. Pihaknya mendorong petani ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP).

ADVERTISEMENT

"Mengerahkan gerakan serbu El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah-wilayah rentan kekeringan dengan memanfaatkan sumber-sumber air yang ada," jelasnya

Selain itu, pihaknya juga akan terus mendorong melakukan percepatan tanam menggunakan Alsintan seperti Traktor Roda 4 dan Traktor Roda 2.

"Tahun 2023 ini Ditjen PSP jg menyiapkan di antaranya alokasi bantuan Alat mesin pertanian seperti Traktor Roda 4 (800 unit), Traktor Roda 2 (4.745 unit), pompa air 1.900 unit untuk seluruh indonesia," sebutnya.

Kementan juga akan memaksimalkan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tertier (RJIT) yang dapat meningkatkan efisiensi aliran irigasi hingga ke lahan sawah. Kemudian ada kegiatan Irigasi Perpipaan, Irigasi Perpompaan, Pembangunan Embung, Dam Parit. Ini bertujuan sebagai suplesi air hingga lahan.

"Tahun 2023 ini, Kementan juga akan mengalokasikan Embung sekitar 500 unit, Perpompaan 629 unit, perpipaan 250 unit, RJIT 3.213 unit, sebagai salah satu bentuk antisipasi el nino," tuturnya.

Ali menerangkan berbagai infrastuktur irigasi yang telah dibangun pada sebelumnya juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan antisipasi kemarau nanti.

Sebagai informasi, pada tahun 2020 sd 2022 Kementan telah mengalokasikan kegiatan irigasi untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau antara lain kegiatan RJIT sebanyak 11,866 unit, Perpompaan 2.177 unit, Perpipaan 439 unit dan Embung 1.531 unit.

(ada/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads