Dalam kesempatan itu, Muhadjir turut menyinggung masalah ketersediaan lapangan kerja yang terbatas. Bahkan menurutnya, mencari tempat praktik untuk siswa SMK juga sulit.
"Di Indonesia pertumbuhan industri karena masih sangat terbatas, maka kita jangankan lapangan kerja, untuk mencarikan tempat praktik anak-anak SMK di dunia industri susahnya bukan main," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhadjir menjelaskan, setiap tahun Indonesia menghasilkan 3,6 juta angkatan kerja baru. Rinciannya, 1,3 juta berasal dari perguruan tinggi, sementara sisanya dari SMA, SMK, MA, dan SMP.
Ia juga menyinggung adanya bonus demografi yang bisa menjadi berkah atau malah menjadi masalah. Bonus demografi artinya jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibanding penduduk usia tidak produktif.
Jika bonus demografi tidak termanfaatkan Indonesia akan terjebak dalam middle income trap, alias jebakan pendapatan kelas menengah. Kelompok ini rentan dengan kemiskinan.
"Penghasilan menengah itu bahasa jawanya penghasilan mertanggung. Memang tidak miskin tapi tidak kaya. Tapi lebih mudah jadi miskin daripada kaya, itulah middle income trap, itu yang paling kita khawatirkan dan dikhawatirkan semua negara yang mengalami bonus demografi," pungkasnya.
(dna/dna)