Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi April 2023 sebesar 4,33% angka ini lebih tinggi dibandingkan periode April 2022 sebesar 3,47%. Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,98 pada April 2022 menjadi 114,74 pada April 2023.
Margo menyebutkan tingginya inflasi ini didorong oleh kelompok pengeluaran di sektor transportasi yang inflasinya mencapai 11,96% dan memberikan andil ke inflasi secara tahunan 1,45%.
"Jika dilihat berdasarkan penyumbang terbesarnya karena di beberapa komoditas yang memberikan andil seperti bensin andilnya 0,91%, beras andilnya 0,37%, rokok kretek filter andilnya 0,21%," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (2/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Margo juga menjelaskan ada beberapa penyebab yang mendorong inflasi periode April. Seperti panen raya padi dan tanaman hortikultura yang terjadi pada Maret dan April di beberapa wilayah menggambarkan komoditas tersedia dengan baik.
Baca juga: BPS: Inflasi April 0,33%, Disumbang Lebaran |
Lalu panen raya padi di Maret-April terjadi di sentra produksi seperti Karawang, Indramayu, Ngawi, Lamongan dan Grobogan.
Selanjutnya pemerintah pada 1 April 2023 juga melakukan penyesuaian harga BBM. Mengenai harga Pertamax Turbo turun Rp 100, Pertamina Dex Rp 450-Rp 750 per liter dan dexlite turun Rp 700 per liter.
Kemudian aktivitas masyarakat juga menjadi pendorong inflasi. Pergerakan masyarakat saat lebaran 26,3 juta pergerakan naik 45% dibandingkan lebaran tahun 2022.
"Perjalanan didominasi jalan tol dan arteri terjadi peningkatan yang signifikan dibanding lebaran tahun lalu. Baik ASDP, udara, laut dan kereta api. Mobil pribadi melalui darat turun 36,3%," jelas dia.
Simak juga Video: Ramadan di Bangladesh: Pembeli Tak Mampu Beli, Dagangan Tak Laku