Penjual air galon atau air minum dalam kemasan (AMDK) mengungkapkan bahwa pada Lebaran tahun ini mengalami penurunan penjualan sekitar 5-10% dibanding saat Lebaran tahun lalu.
Salah satu pemilik subdistributor air galon di Jombang, Tangerang Selatan, Anton mengatakan bahwa turunnya penjualan air galon saat Lebaran tahun ini karena banyaknya orang yang mudik atau pulang ke kampung halamannya.
"Kalau dibanding Lebaran tahun lalu, jelas, tahun ini berkurang. (Turunnya) 5-10% ada," ujarnya kepada detikcom, Selasa (2/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton menjelaskan, salah satu alasan kenapa penjualan air galon lebih turun tahun ini dibanding tahun lalu karena jumlah orang yang mudik tahun ini lebih banyak dari tahun lalu. Ditambah lagi dengan adanya jumlah hari libur yang ada pada Lebaran tahun ini lebih banyak dibanding Lebaran tahun lalu.
Akan tetapi, ia mengungkapkan bahwa penjualan air galon pada Lebaran tahun ini dengan hari-hari biasa tidak banyak berubah, bahkan cenderung sama saja.
"Jadi nggak nambah, nggak kurang. Flat aja segitu," tuturnya.
Ia juga menuturkan, langkanya air galon saat Lebaran hanya terjadi pada Lebaran sebelum adanya pandemi COVID-19. Menurut Anton, pada saat itu, belum banyak brand air galon yang dijual sehingga masyarakat masih tergantung pada beberapa merek air galon saja. Berbeda dengan sekarang yang semakin banyak variasi merek air galon.
Kendala lainnya yaitu karena para pegawai yang ada di toko juga melakukan mudik, sehingga tidak ada orang yang mengantar air galon tersebut ke warung maupun ritel. Hal ini menyebabkan air galon yang menjadi langka di masyarakat.
"Saya tuh nggak ada karyawan yang ngirim (saat Lebaran), pada libur. Problemnya itu ada di orang-orang yang kayak saya. Jadi bukannya dia nggak ada barang, dia ada barang. Cuma, dia dari deponya sendiri masih sedikit karyawannya, kedua, di toko tangan keduanya itu mayoritas semua karyawan pulang (kampung)," ungkapnya.
"Kalau dari posisi saya yang sudah jualan dari tahun 2009, saya ngerasanya itu. Saya nggak pernah ngerasa barang tuh yang dalam arti kata susah banget tuh enggak," sambungnya.
Dalam sehari, Anton biasanya mendistribusikan sekitar 3.000 galon per hari. Biasanya ia mendistribusikan ke ritel-ritel dan warung-warung sekitar.
Masih di kawasan yang sama, salah subdistributor yang tidak mau disebutkan namanya ini juga mengalami penurunan penjualan pada saat Lebaran tahun ini.
"Lebaran setiap tahunnya memang ada kendalanya masing-masing. Problemnya kalau setiap lebaran itu ya hampir sama, pengiriman suplainya," tuturnya kepada detikcom.
Dibanding dengan hari-hari biasanya, penjualan air galon saat Lebaran justru berkurang. Sebab, banyak orang yang melakukan mudik.
"Malah berkurang, karena orang mudik," ujarnya.
Ia menambahkan, tokonya terkadang juga harus tutup karena karyawan yang biasa mengantar air galon ke toko-toko maupun perumahan juga melakukan mudik. Maka, tak jarang ia menutup tokonya saat Lebaran.
Dalam sehari, biasanya penjual tersebut bisa mengirim sekitar 800-1.000 galon ke toko-toko mitranya maupun perumahan.
Sementara itu, di penjual air galon di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan menuturkan bahwa penjualan air galon saat Lebaran dan hari-hari biasa justru tidak ada perbedaan yang signifikan.
"Biasa aja sih, sama saja (penjualannya)," tutur penjual air galon, Puspita kepada detikcom.
(zlf/zlf)