Media sosial tengah dihebohkan dengan adanya kabar oknum perusahaan mensyaratkan karyawan perempuan untuk staycation (menginap di hotel) bersama atasan jika ingin kontrak kerja diperpanjang.
Menanggapi hal tersebut, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) alias partai buruh mengecam keras perilaku oknum yang meminta karyawan perempuan untuk staycation tersebut. Tidak tanggung-tanggung, partai buruh bahkan siap mempidanakan oknum-oknum terkait kasus tersebut.
"Partai buruh mengecam staycation dan akan mempidanakan oknum perusahaan itu," ungkap Ketua Partai Buruh Said Iqbal kepada detikcom, Minggu (7/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Said mengaku bahwa saat ini partai buruh tengah menyelidiki kasus tersebut dengan hati-hati. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak citra baik perusahaan yang bersangkutan.
Sebab menurutnya peristiwa ini terjadi atas perilaku oknum yang tidak beranggung jawab, bukan perusahaan terkait secara keseluruhan. Menurutnya jangan sampai masyarakat mengira bahwa staycation tersebut merupakan kebijakan perusahaan.
Ditakutkan, dengan adanya kejadian ini citra perusahaan menjadi rusak dan menyebabkan turunnya permintaan atas barang/porduk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut hingga dapat menyebabkan PHK masal seperti yang sudah terjadi di sejumlah perusahaan belakangan ini.
"Tetapi dalam penyebutan nama perusahaan, hati-hati. Kalau corporate image-nya jatuh, ordernya akan turun, kalau ordernya turun dari buyer dia akan ada PHK," kata dia.
"Jangan sampai karena oknum perusahaan, (citra) perusahaan itu jadi tercemar. Yang rugi kan anggota kami juga (para buruh)," jelasnya lagi.
Untuk itu, sekali lagi Said menegaskan bahwa partai buruh mengecam keras perilaku yang dilakukan oleh oknum tersebut dan akan mempidanakannya, namun jangan sampai menciderai citra perusahaan atau membuat buruh lain terkena imbasnya hingga terjadi PHK.
"Partai buruh mengecam melalui posko orange, mengecam dan akan mempidanakan (oknum). Makanya kita bentuk tim investigasi. Nah itu dulu, jangan mencari popularitas" tegas Said.
(dna/dna)