Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta para tenaga kesehatan banyak belajar dari pandemi COVID-19 selama tiga tahun belakangan ini. Menurutnya, jangan sampai kejadian tersebut hanya ada dalam catatan APBN saja, tetapi bagi tenaga kesehatan tidak mendapatkan ilmu apa-apa.
"Pandemi tiga tahun ini menghabiskan anggaran yang luar biasa. Saya berharap teman-teman di semua lingkungan kesehatan belajar banyak. Jangan sampai fenomena yang seperti itu lewat begitu saja hanya tercatat lewat APBN saya, bahwa 2020 saya menaikkan anggaran Rp 170 triliun jadi 300, dari 300 jadi 500 dan menjadi hanya angka anggaran, tapi substansinya saya harap bisa di-capture," ujarnya dalam acara Launching Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis Dalam dan Luar Negeri, dikutip dari YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (8/5/2023).
Ia berkata, pandemi COVID-19 bisa membuat para tenaga kesehatan dapat mempersiapkan apa saja yang bisa dilakukan jika ada kejadian serupa di masa mendatang. Hal itu supaya Indonesia tidak jatuh di lubang yang sama ketika ada kejadian serupa.
Guna meningkatkan pengetahuan para tenaga kesehatan, ia setuju rencana pengembangan sumber daya manusia (SDM) khususnya tenaga kesehatan di Indonesia. Salah satu rencana pengembangan SDM di bidang kesehatan diwujudkan dengan memberikan beasiswa Fellowship kepada dokter spesialis terutama dokter spesialis yang menangani empat penyakit paling mematikan di Indonesia, yaitu jantung, stroke, ginjal, dan kanker,
Beasiswa ini merupakan hasil kerja sama dari LPDP Kementerian Keuangan dengan Kementerian Kesehatan.
"Saya melalui LPDP maupun melalui anggaran Kementerian termasuk Kementerian Kesehatan dan anggaran ke transfer ke pemerintah daerah, sangat mendukung langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik. (Sebab) Masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat," tuturnya.
Terkait dengan beasiswa Fellowship Dokter Spesialis ini, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Arianti Anaya mengatakan, program ini sangat dibutuhkan oleh Kementerian Kesehatan guna meningkatkan SDM. Nantinya ada berbagai tunjangan yang diberikan bagi penerima beasiswa.
"Dana pendukung yang diberikan berupa dana bantuan hidup bulanan, bantuan visa, asuransi kesehatan, transportasi, dan keadaan darurat di luar biaya pendidikan," paparnya.
Pada batch pertama, Kemenkes akan mengirimkan 19 orang untuk melakukan Fellowship di luar negeri yang terdiri dari dari 10 dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, 8 dokter spesialis anak, dan 1 dokter spesialis bedah toraks kardiovaskuler. Adapun negara tujuannya ke Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Jerman, Jepang, Australia, Malaysia, Taiwan, dan Singapura.
(ara/ara)