Sri Mulyani Singgung Dampak Krisis Perbankan AS ke RI

Sri Mulyani Singgung Dampak Krisis Perbankan AS ke RI

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 08 Mei 2023 17:37 WIB
Ketika Sri Mulyani Kulineran di Pasar Tsukiji hingga Makan Taco di AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani/Foto: Instagram smindrawati
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap dampak dari krisis perbankan yang terjadi di Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia. Menurutnya, saat ini ketidakpastian pasar keuangan global telah menurun.

Hal itu sejalan dengan respon mitigasi yang dilakukan bank-bank di AS dan Eropa kepada kasus-kasus perbankan yang terjadi. Ia mengatakan, aliran masuk modal asing dan penguatan nilai tukar negara-negara berkembang khusus di Indonesia tetap akan kuat.

"Ketidakpastian pasar keuangan global menurun sejalan respon Bank AS dan Eropa memitigasi kasus-kasus perbankan yang terjadi, perkembangan ini aliran masuk modal asing dan penguatan nilai tukar negara-negara berkembang termasuk ke Indonesia," jelasnya dalam konferensi pers, hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kantor LPS, Jakarta, Senin (8/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri pada kuartal I-2023 naik ke angka 5,03% secara year on year. Angka itu naik dari sebelumnya pada kuartal IV-2022 5,01% yoy.

"Tetap kuatnya ekonomi RI, ekspor tumbuh tinggi, konsumsi swasta, konsumsi konsumen, ke depan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap baik seiring meningkatnya mobilitas membaik," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan 2023, diperkirakan masih akan meningkat sekitar pada 4,5% sampai 5,3%. Sementara pertumbuhan ekonomi global masih menurun dari tahun sebelumnya menjadi 2,6%.

Dampak AS Gagal Bayar Utang

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menegaskan soal kemungkinan gagal bayar utang AS tidak berpengaruh pada laju perekonomian Indonesia. Sampai saat ini, pasar global juga memberikan sinyal pengaruh atau dampak negatif dari dinamika politik yang terjadi di AS.

"Kalau kita lihat perkembangan tidak ada pengaruh pada perekonomian kita. Terutama kita lihat pasar belum memberikan signal terharap kemungkinan dinamika politik. Itu dinamika politik. Sebetulnya tidak bisa bayar uangnya kalau debt ceilingnya dibuka, ini kan untuk membuka debt ceilingnya ada dinamika politik. Jadi ini lebih ke dinamika politik," jelasnya.

Sri Mulyani juga meyakini isu tersebut tak berpengaruh pada pasa SBN (Surat Berharga Negara) Indonesia. Hal itu ia yakini karena prospek ekonomi Indonesia masih bagus.

"Tadi Pak Gubernur BI bilang SBN kita masih menarik, dan prospek ekonomi bagus, inflasi rendah, itu jadi daya menarik. Kinerja SBN baik yield-nya secara year to date turun 50 bps. Untuk kinerja SBN justru terjadi capital inflow karena dari sekian banyak negara Indonesia mungkin termasuk yang memiliki kinerja yang baik," jelasnya.




(ada/zlf)

Hide Ads