Harga babi hidup di Indonesia mengalami penurunan akibat ada temuan virus flu babi (African Swine Fever/ASF) pada babi. Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali Ketut Hari Suyasa mengatakan untuk harga babi hidup di Jakarta sekarang turun dari Rp 53.000 sampai Rp 55.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 48.000/kg.
"Di Jakarta umumnya harga babi hidup Rp 53.000 sampai Rp 55.000. Nah sekarang di Jakarta Rp 48.000. Jauh di bawah harga normal," jelasnya kepada detikcom, Rabu (10/5/2023).
Menurutnya penurunan harga itu disebabkan karena ada temuan virus flu babi Afrika, namun bukan dipicu kasus di Pulau Bulan, Batam. Hari menjelaskan temuan kasus flu babi afrika tahun ini pertama ditemukan di Sulawesi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bisa turun karena ada beberapa kasus di Indonesia terkait dengan ASF, wilayah mana yang mempengaruhi? Adalah Sulawesi, sempat kita berpikir kasus di Pulau Bulan menjadi memperparah situasi," lanjutnya.
Sementara harga babi di bali sendiri juga telah menurun dari normalnya Rp 45.000 per kilogram (kg) kini menjadi Rp 33.000/kg. Hari mengatakan harga babi di Bali juga sulit naik karena pengaruh kasus ASF dan harga di Jakarta yang belum naik.
"Normal harga babi hidup di Bali Rp 45.000, sempat Rp 40.000, kemudian karena ada meningitis peternak mulai panik dalam dua hari sudah jatuh Rp 33.000. Sekarang Bali sedang susah payah mengangkat 40rb ditimpa lagi kasus pulau bulan," tuturnya.
"Kenapa Bali juga tidak bisa naik? Karena Bali juga dipengaruhi oleh Jakarta," tuturnya.
Sebagai informasi, di Indonesia telah ditemukan kasus virus flu babi (African Swine Fever/ASF) di Pulau Bulan, Batam. Imbasnya ekspor babi hidup ke Singapura dari Pulau Batam harus ditahan sejak April 2023. Hal ini dilakukan karena Singapura sendiri menyetop ekspor dari Pulau Bulan.
Pulau Bulan sendiri menjadi pengekspor terbesar ke Singapura setidaknya 15% untuk kebutuhan di Negeri Singa tersebut. Namun, sampai saat ini ekspor tersebut masih disetop.
Tidak hanya di Pulau Bulan, kasus ASF ini juga terdeteksi di wilayah lainnya yakni di Sulawesi. Akhir tahun lalu juga sempat terjadi tempatnya Kalimantan pada November 2022 di Kota Singkawang.
Mengutip dari laman Kementerian Pertanian, African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan.
(ada/zlf)