Platform media sosial, LinkedIn akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 716 karyawan dan menutup aplikasi lowongan kerjanya di China.
Dikutip dari CNN, Jumat (12/5/2023), CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengatakan, keputusan tersebut dibuat di tengah pergeseran perilaku pelanggan dan pertumbuhan pendapatan yang melambat. Hal itu diungkap Roslansky melalui surat yang ditujukan kepada karyawan.
"Kami membuat perubahan pada organisasi bisnis global kami dan strategi China kami yang akan menghasilkan pengurangan peran untuk 716 karyawan," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan LinkedIn menambah panjang daftar perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) yang melakukan PHK. Meta mengumumkan pada bulan Maret tambahan PHK untuk 10.000 karyawan di mana jumlah tersebut di atas PHK massal yang diumumkan pada tahun 2022.
Amazon juga mengatakan pada bulan yang sama akan menghilangkan 9.000 posisi, setelah sebelumnya mengumumkan PHK 18.000 karyawan pada bulan Januari.
"Seperti yang kami rencanakan untuk (tahun fiskal 2024), kami memperkirakan lingkungan makro akan tetap menantang," kata Roslansky.
"Kami akan terus mengelola pengeluaran kami saat kami berinvestasi di area pertumbuhan strategis," tambahnya.
LinkedIn akan menghapus InCareer yakni aplikasinya di China pada 9 Agustus.
Juru bicara perusahaan mengatakan, LinkedIn akan mempertahankan kehadirannya di China termasuk menyediakan layanan bagi perusahaan yang beroperasi di sana untuk mempekerjakan dan melatih karyawan di luar negeri.
(acd/zlf)