Menurut Ekonom KPMG Yael Selfin, kondisi ekonomi yang melemah pada bulan Maret ini menggarisbawahi kerapuhan walaupun terdapat penurunan pada harga grosir energi. Penurunan ini meningkatkan kondisi rantai pasokan, serta kepercayaan konsumen yang juga telah pulih dari kondisi terendahnya dalam beberapa tahun ke belakang.
"Sementara resesi mungkin tidak lagi pada kartu, kerentanan yang disebabkan dari peningkatan biaya pinjaman dan kredit yang lebih ketat kemungkinan untuk meredam kegiatan bisnis dan rumah tangga tahun ini," kata Selfin.
Bank of England memperkirakan pada hari Kamis lalu, ekonomi Inggris akan tumbuh 0,25% pada tahun 2023 secara keseluruhan. Meski prediksi pertumbuhan tersebut lemah, tetapi ada peningkatan dari prediksi sebelumnya yakni kontraksi 0,5%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, tingkat inflasi Britania mencapai 10% pada bulan Maret. Angka ini dua kali lipat dari Amerika Serikat dan lebih tinggi dari zona euro juga. Inggris juga berjuang dengan pasar tenaga kerja yang ketat, serangkaian kenaikan suku bunga dan efek pasca Brexit.
(dna/dna)