Negara tetangga, Singapura kini mendapat pasokan ayam hidup dari Indonesia. Hal ini ditandai ekspor perdana 23 ribu ayam hidup ke Singapura yang dilakukan JAPFA Group.
Ekspor ayam hidup ini melalui laut. Ayam tersebut merupakan hasil budidaya PT Ciomas Adisatwa di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, yang merupakan anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekspor ini menjadi tonggak penting bagi opsi pengiriman baru untuk memasok ayam segar ke Singapura, dengan mengirimkan ayam hidup melalui laut dan dipotong di negara tujuan.
"Dengan persyaratan ketat dari negara tersebut, JAPFA berhasil memenuhi permintaan dan standar Singapura. Sebanyak 1.500 ton atau sekitar 900.000 ayam hidup ditargetkan diekspor ke Singapura pada tahun 2023 ini. Pengiriman ayam hidup ke luar negeri yang pertama sepanjang sejarah ini merupakan kolaborasi antara JAPFA, pemerintah Indonesia, Singapura dan para pemangku kepentingan lainnya," kata Direktur JAPFA, Harwanto dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (14/5/2023).
Saat ini JAPFA berperan penting dalam menyediakan bahan makanan bagi masyarakat di kawasan Asia. Dengan mengedepankan standar kualitas, keamanan pangan, dan tata kelola perusahaan yang tinggi, JAPFA memiliki kapasitas untuk memenuhi strategi ketahanan pangan Singapura.
"Kami senang dapat berkontribusi pada strategi ketahanan pangan Singapura dengan menyediakan ayam segar untuk konsumen lokal," tutur Chief Executive Officer JAPFA Grup (Ltd) Tan Yong Nang.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah mengatakan, dengan ekspor ini membuktikan bahwa produk peternakan Indonesia memiliki kualitas yang baik serta mampu memenuhi jaminan keamanan pangan sesuai dengan standar internasional.
"Seperti juga kita ketahui, potensi produksi daging ayam ras nasional tahun 2022 tercatat sebanyak 3,67 juta ton. Hal ini menunjukkan Indonesia adalah negara yang mampu mensuplai kebutuhan unggas dan produk turunannya bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi siap untuk mensuplai kebutuhan pangan global," paparnya.
Dia mengatakan, standar kelayakan ekspor dibuktikan dengan sejumlah sertifikasi baik lokal maupun internasional, seperti sertifikat kompartemen bebas Avian Influenza (AI), sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV), sertifikat produk halal, dan penerapan issue management mutu ISO 2200, Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), serta Food Safety System Certification (FSSC) 22000.
Sementara, Dubes Indonesia di Singapura, Suryo Pratomo menuturkan, ekspor ayam hidup ke Singapura sebagai tanda peningkatan kerja sama perdagangan.
"Ekspor ini merupakan milestone yang menandai peningkatan kerja sama perdagangan yang lebih kohesif antara Indonesia dengan Singapura," katanya.
"Ekspor ini juga merupakan tindak lanjut yang konkret dari pertemuan di antara kedua pemimpin dalam leaders retreat, Mei lalu di Singapura. Sebelumnya Indonesia berhasil mengekspor ayam potong beku dan produk ayam olahan sejak bulan Juni tahun lalu," sambungnya.
Indonesia akan terus berupaya untuk menjadi alternatif sumber pasokan ayam untuk Singapura, mengingat kebutuhan ayam di Singapura terus meningkat setiap tahunnya.
Sementara, Atase Perdagangan Indonesia di Singapura, Billy Anugrah, pada tahun 2022 Indonesia diperkirakan mengimpor 228.000 ton ayam, baik ayam hidup, ayam potong chilled ataupun beku, serta produk ayam olahan. Ayam itu mayoritas dari Brasil (51%), Malaysia (24%), Amerika Serikat (11%) dan negara lainnya (14%).
"Terbukanya akses pasar ekspor untuk ayam hidup ini sudah dirintis sejak tahun lalu, dan merupakan bentuk kerja sama regional yang baik, sinergi, dan saling menguntungkan serta dapat mendukung terciptanya regional food security," katanya.
(acd/zlf)