Makin Panas! AS-Inggris Siapkan Sanksi Baru Buat Rusia

Makin Panas! AS-Inggris Siapkan Sanksi Baru Buat Rusia

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 15 Mei 2023 09:01 WIB
Spectators watch a Russian Yars intercontinental ballistic missile system driving along a street after a military parade on Victory Day, which marks the 78th anniversary of the victory over Nazi Germany in World War Two, in Moscow, Russia May 9, 2023. REUTERS/Yulia Morozova
Foto: REUTERS/Yulia Morozova
Jakarta -

Para pemimpin negara kelompok G7 berencana untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dalam pertemuan puncak mereka di Jepang pekan ini. Sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan, sanksi akan ditujukan untuk energi dan ekspor yang membantu upaya perang Rusia.

Dikutip dari Reuters, Senin (15/5/2023), langkah yang baru ini akan diumumkan oleh para pemimpin selama pertemuan yang berlangsung pada 19-21 Mei. Pengetatan sanksi ini akan ditargetkan pada penghindaran sanksi yang melibatkan negara ketiga. Kemudian berusaha merusak produksi energi masa depan Rusia dan mengekang perdagangan yang mendukung militer Rusia.

Terpisah, pejabat Amerika Serikat (AS) berharap anggota G7 akan setuju dan menyesuaikan pendekatan mereka terhadap sanksi. Semua ekspor otomatis dilarang kecuali barang tersebut masuk dalam daftar barang yang disetujui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, semua barang diizinkan dijual ke Rusia kecuali jika secara eksplisit masuk daftar hitam. Perubahan itu dapat mempersulit Rusia untuk menemukan celah.

Sementara sekutu belum setuju untuk menerapkan pendekatan yang lebih restriktif secara luas. Para pejabat AS berharap bahwa di wilayah yang paling sensitif bagi anggota G7 akan mengadopsi anggapan bahwa ekspor dilarang kecuali mereka ada dalam daftar yang ditentukan.

ADVERTISEMENT

Area persis di mana aturan baru ini akan diterapkan masih didiskusikan.

"Anda harus berharap untuk melihat, di beberapa ruang, terutama yang berkaitan dengan basis industri pertahanan Rusia, perubahan anggapan itu terjadi," kata seorang pejabat AS yang menolak disebutkan namanya.

Sebagai informasi, G7 merupakan kelompok negara yang terdiri dari AS, Jepang, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris.

Lihat juga Video 'Trump: Jika Saya Presiden, Perang Ukraina-Rusia Berakhir Dalam 24 Jam!':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads