Jokowi Sering Dapat Keluhan Pupuk Subsidi Kurang, Mentan Bilang Gini

Jokowi Sering Dapat Keluhan Pupuk Subsidi Kurang, Mentan Bilang Gini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 15 Mei 2023 11:31 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo hadir dalam rapat bersama Komisi IV DPR. Rapat itu membahas program kerja Kementan 5 tahun ke depan.
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kesekian kalinya mengungkapkan dirinya sering mendapatkan keluhan dari petani soal pupuk subsidi yang langka. Meskipun kuota subsidi sudah ditentukan nyatanya masih banyak petani yang mengeluh sulit mendapatkan pupuk subsidi.

"Di lapangan masih banyak yang petani teriak, 'Pak pupuk ndak ada pak'," kata Jokowi saat membuka pencanangan Sensus Pertanian 2023 yang disiarkan virtual, Senin (15/5/2023).

Jokowi mengungkapkan penyebab pupuk subsidi tak sampai ke petani sebetulnya banyak, bisa saja pasokannya berkurang atau distribusinya tidak benar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, bisa jadi juga terjadi karena data penggunanya kurang tepat. Misalnya saja, petani di seluruh Indonesia butuh subsidi 13 juta ton, namun dalam data yang digunakan pemerintah kebutuhan cuma tertera 9 juta ton.

"Mungkin supply kurang, atau distribusinya nggak betul. Tapi kalau datanya akurat gampang sekali. Oh iya, bukan 9 juta ton, ternyata 13 juta ton misalnya, udah rampung ndak ada keluhan kan," ungkap Jokowi.

ADVERTISEMENT

Mentan Buka Suara

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun buka suara soal keluhan petani yang diungkapkan Jokowi. Syahrul bilang sebetulnya kebutuhan pupuk di Indonesia sebesar 24 juta ton secara keseluruhan. Namun, khusus untuk pupuk subsidi kemampuan keuangan negara hanya mampu menyediakan 8-9 juta ton pupuk subsidi.

"Pupuk yang dibutuhkan orang Indonesia yang ada dalam di data kita ada 24 juta ton. Tapi, kemampuan keuangan negara yang ada selama ini hanya 8-9 juta ton (untuk penyediaan pupuk subsidi), bukan kelangkaan memang kita miliki keterbatasan," ungkap Syahrul usai menghadiri acara yang sama.

Apa lagi penjelasan mentan? Buka halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Pupuk Bersubsidi Untuk Negeri

[Gambas:Video 20detik]



Syahrul juga mengatakan bisa jadi juga pupuk sulit didapatkan karena ada masalah pada distribusi di lapangan. Dia mengakui pemerintah pusat memang kesulitan mengawasi distribusi secara luas.

Namun, sudah ada sistem bertingkat untuk meminimalisir mandeknya distribusi pupuk di lapangan. Semua sistem itu pun diawasi teknologi digital jadi semua terpantau dengan baik.

"Walaupun memang pengendalian dari pusat itu cukup sulit dilakukan, oleh karena itu dari pusat kita kasih provinsi, provinsi ke kabupaten, kabupaten nanti yang bagikan ke masyarakat semua. Kalau ada terjadi apa-apa kita tahu siapa tanggung jawab apa dan dalam proses yang di mana," ungkap Syahrul.

Syahrul juga mengungkapkan pasokan pupuk pun makin sulit didapatkan, khususnya yang impor. Konflik Rusia dan Ukraina membuat pasokan pupuk dunia terhambat dan harganya pun jadi naik.

Pemerintah pun menyesuaikan hal itu dengan memangkas jumlah golongan petani yang mendapat subsidi. Dari 69 komoditas yang boleh menggunakan pupuk subsidi kini hanya ada 9 komoditas saja yang boleh gunakan pupuk subsidi.

"Di mana-mana kalau ketemu orang dia ngeluh pupuk karena memang butuh pupuk, dan kita terlalu jauh dari penggolongan yang kemarin dari 69 jenis komoditi dari pupuk yang 8 juta itu," kata Syahrul.

"Kita ambil kebijakan untuk pangan dasar saja dengan harapan yang dapat pupuk hanya pada lahan lahan yang 2 hektare ke bawah agar maksimal hasilnya," pungkasnya.


Hide Ads