Neraca Dagang RI Surplus dengan India, tapi Keok dengan Australia

Neraca Dagang RI Surplus dengan India, tapi Keok dengan Australia

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 15 Mei 2023 14:21 WIB
Ilustrasi untuk impor atau ekspor.
Ilustrasi neraca perdagang. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Indonesia per April 2023 mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$ 3,94 miliar. Ini merupakan surplus yang terjadi selama 3 tahun berturut-turut.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengungkapkan ada beberapa negara yang menyumbang surplus terbesar. Pertama dengan India yang mencatat aktivitas perdagangan ekspor US$ 1,54 miliar. Kemudian impor tercatat US$ 428,5 juta.

"Surplus neraca dagang dengan India sebesar Rp 1,11 miliar dengan komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati serta besi dan baja," kata dia dalam konferensi pers, Senin (15/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikutnya adalah dengan Amerika Serikat (AS) yang mengalami surplus US$ 913,8 miliar. Ekspor tercatat US$ 1,57 miliar dan impor US$ 660,5 juta. Penyumbang surplus terbesar adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

Lalu pakaian dan aksesori (rajutan) dan alas kaki. BPS juga mencatat surplus neraca perdagangan dengan Filipina sebesar US$ 656,7 miliar. Kegiatan ekspor tercatat US$ 743,5 juta dan impor US$ 86,8 juta.

ADVERTISEMENT

Penyumbang surplus terbesar adalah bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya serta berbagai makanan olahan.

Kemudian untuk negara yang menyumbang defisit neraca perdagangan paling dalam antara lain Australia yang minus hingga US$ 431,5 juta. Nilai ekspor sebesar US$ 176,4 juta dan impor US$ 607,9 juta dengan penyumbang defisit bahan bakar mineral, serealia, biji logam, terak dan abu.

Selanjutnya defisit dengan Thailand sebesar US$ 255,6 juta. Nilai ekspor sebesar US$ 357,7 juta dan impor US4 613,3 juta. Penyumbang defisit terbesar adalah gula dan kembang gula, plastik dan barang dari plastik. Lalu mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Brasil juga menjadi salah satu negara yang menyumbang defisit terdalam yaitu minus US$ 216 juta. Dengan nilai ekspor US$ 81,5 juta dan nilai impor uS$ 297,5 juta. "Penyumbang defisit terdalam adalah ampas dan sisa industri makanan, serealia dan pulp dari kayu," ujar dia.

(kil/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads