Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia secara bulanan surplus US$ 3,94 miliar.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengungkapkan surplus ini merupakan yang ke 36 bulan. Artinya selama 3 tahun neraca dagang selalu surplus.
"Dalam tiga tahun terakhir impor bulan April secara month to month (mtm) memiliki pola yang sama yaitu menurun dibandingkan bulan sebelumnya," kata dia dalam konferensi pers, Senin (15/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per April, ekspor Indonesia mencapai US$ 19,29 miliar. Angka ini menurun 29,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara impor pada April 2023 mencapai US$ 15,35 miliar. Angka itu turun 22,52% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Itu artinya neraca dagang Indonesia tercatat surplus US$ 3,94 miliar.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan kinerja ekspor ke depan diperkirakan akan terus melemah akibat penurunan harga komoditas yang didorong oleh melemahnya permintaan global, di tengah tingginya inflasi dan berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan.
"Surplus neraca dagang diperkirakan akan terus menyusut, tapi dapat bertahan lama dari perkiraan, karena harga komoditas akan turun lebih perlahan lantaran ekonomi China yang dibuka kembali, pengurangan produksi minyak OPEC+, dan penurunan produksi beberapa komoditas di tengah kemungkinan El Nino," ujar dia.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengungkapkan kinerja ekspor ke depan diperkirakan akan terus melemah akibat penurunan harga komoditas yang didorong oleh permintaan global yang melemah.
"Kami proyeksikan surplus neraca perdagangan akan terus berkurang, terutama pada paruh kedua tahun 2023," jelas dia.
(kil/zlf)