Ekonomi RI Diramal Tumbuh 5%, tapi Sektor Pariwisata Perlu Digenjot Lagi

Ekonomi RI Diramal Tumbuh 5%, tapi Sektor Pariwisata Perlu Digenjot Lagi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 16 Mei 2023 19:00 WIB
Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menghadapi ancaman pandemi COVID-19. OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 4,9% di tahun 2021.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diramal akan tumbuh sekitar 5%. DBS Bank mengungkap pendorong terbesar pada pertumbuhan Indonesia tahun ini karena industri pertambangan dan hilirisasi yang tengah digenjot oleh pemerintah.

"Bidang investasi dan perdagangan semakin meningkat untuk arus masuk FDI (penanaman modal asing) yang kuat serta juga masuk ke perusahaan domestik. Itu masuk ke pertambangan, ke pemrosesan logam dasar, masuk ke utilitas, transportasi, dan semua segmen itu. Itu mendorongnya ke level rekor, terutama dalam empat hingga enam kuartal terakhir," kata Senior Vice President & Economist DBS Bank, Radhika Rao, dalam agenda virtual, Selasa (16/5/2023).

Walaupun harga komoditas-komoditas pertambangan itu tengah menurun, Radhika meyakini perdagangan dan investasi Indonesia ke depan semakin menarik. Jadi, ia meyakini ekonomi Indonesia tetap akan tumbuh tinggi di angka 5%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami yakin masih akan bertahan di sekitar 5% di tahun ini," lanjutnya.

Meski begitu, ada sektor yang harus diperhatikan lagi bagi Indonesia. Radhika menyebut, Indonesia harus lebih menggenjot sektor pariwisatanya untuk mengganti perlambatan ekonomi akibat harga komoditas pertambangan yang menurun.

ADVERTISEMENT

"Jika berbicara tentang negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, yang memiliki bauran komoditas yang lebih baik, katakanlah tahun 2020 berjalan dengan sangat baik. Namun memasuki tahun 2023 industri sumber daya dan harga sumber daya telah terkoreksi cukup tajam," ungkapnya.

Ia pun mencontohkan negara Thailand dan Vietnam yang pada saat pandemi ekonominya sangat tertinggal. Tetapi pasca COVID-19, sektor pariwisata negara tersebut sangat meningkat dan mendorong perekonomian negara tersebut.

"Jadi ekonomi yang telah memiliki pariwisata itu bisa sebagai mesin atau memiliki ekonomi domestik yang lebih sehat, dan diharapkan akan lebih baik," terangnya.

(dna/dna)

Hide Ads