PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi) mencatatkan pendapatan neto Rp 15,62 triliun sepanjang 2022. Pendapatan tersebut naik 15,01% dibanding 2021 yaitu Rp 13,58 triliun.
Laba yang didapatkan sepanjang 2022 yaitu Rp 398,92 miliar. Naik 47,92% dari tahun 2021 yaitu Rp 269,69 miliar.
"Tahun 2022 kemarin perseroan berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 15%, dari Rp 15,38 triliun menjadi Rp 15,62 triliun," ungkap Corporate Secretary PT Midi Utama Indonesia Tbk, Suantopo Po dalam acara Public Expose Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Alfa Tower, Tangerang, Banten, Rabu (17/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per 31 Maret 2023, pendapatan neto Alfamidi naik menjadi Rp 4,04 triliun, meningkat 12,67% dibanding periode yang sama pada tahun lalu Rp 3,58 triliun. Laba yang dihasilkan per 31 Maret 2023 yaitu Rp 117,51 miliar, naik 31,38% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp 89,13 miliar.
Sebagai informasi, PT Midi Utama Indonesia Tbk memiliki beberapa usaha. Beberapa di antaranya adalah Alfamidi, Alfamidi Super, Midi Fresh, dan Lawson yang berada di bawah naungan PT Lancar Wiguna Sejahtera (anak usaha PT Midi Utama Indonesia Tbk).
Suantopo memaparkan, sepanjang 2022, perseroan membuka 129 gerai baru Alfamidi, 9 gerai Alfamidi Super, 3 gerai Midi Fresh, dan 127 gerai Lawson. Jadi, total ada 268 gerai baru yang dibuka oleh PT Midi Utama Indonesia Tbk sepanjang 2022.
"Seluruhnya, jumlah gerai per akhir tahun 2022 adalah 2.363 gerai dengan rincian Alfamidi 2.121, Alfamidi Super 41, Midi Fresh 9, dan Lawson 190 gerai," paparnya.
Proyeksi 2023
Suantopo mengatakan, pada 2023 perusahaan akan menambah 200 gerai Alfamidi dan 100 gerai Lawson. Adapun 60% gerai Alfamidi yang akan dibuka berada di luar Jawa, sementara untuk penambahan gerai Lawson masih akan berfokus di Jawa.
"Jadi secara total perseroan dan entitas anak, alokasi capex (capital expenditure) Rp 1,6 triliun. Rp 1 triliun untuk perseroan dan Rp 600 miliar untuk Lawson. Jadi untuk Midi sendiri dapat Rp 1 triliun dan Lawson Rp 600 miliar," ungkapnya.
Selain itu, Suantopo menargetkan dari sisi pendapatan perusahaan dapat tumbuh secara moderat. Walaupun ia belum yakin perusahaan bisa tumbuh signifikan seperti pada tahun 2022, setidaknya ia berharap perusahaan dapat tetap tumbuh double digit pada tahun ini.
"Jadi kita berusaha untuk tetap tumbuh moderat. Jadi, ya mungkin untuk pendapatan kita berusaha untuk tetap tumbuh double digit walaupun nggak setinggi tahun lalu. Untuk laba juga kita dari perusahaan bisa tumbuh double digit walaupun nggak setinggi tahun lalu, kita berusaha tetap optimis untuk tahun ini," pungkasnya.
(ara/ara)