Punya Pengalaman Atasi PMK, Mentan Pede RI Bisa Cepat Lawan Flu Babi Afrika

Punya Pengalaman Atasi PMK, Mentan Pede RI Bisa Cepat Lawan Flu Babi Afrika

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 17 Mei 2023 13:28 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengkuti rapat kerja dengan komisi IV di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim bahwa produksi beras pada Januari hingga April 2023 ini aman. Ia menyebut produksi tersebut meningkat dibandingkan dari tahun 2022.
Mentan Syahrul Yasin Limpo/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika tengah merebak di sejumlah daerah Indonesia, mulai dari Pulau Bintan, Batam, hingga Sulawesi Selatan. Menyangkut hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) optimis penyakit tersebut bisa segera tertangani.

Syahrul mengatakan, flu babi sendiri telah melanda RI dalam periode beberapa tahun ke belakang. Adapun saat ini, menurutnya virus dan hama penyakit di seluruh dunia seolah bangkit kembali, termasuk flu burung, Lumpy Skin Disease (LSD), dan penyakit lainnya yang sebelumnya sempat menghilang.

"Sekarang flu babi itu ada di beberapa tempat dan langkah kita sudah sampai ke isolasi bahkan intervensi vaksinnya sudah dilakukan. Tentu saja mudah-mudahan ekspor-ekspor babi kita tidak terganggu," kata Syahrul, di Kantor Kementerian Perindustrian, Rabu (17/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam upaya penyelesaiannya, pihaknya masih terus melakukan serangkaian identifikasi menyangkut penyebab hingga penyebaran dari penyakit ini. Kendati demikian, ia optimis persoalan ini bisa cepat teratasi, berkaca pada keberhasilan Indonesia menangani kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sempat merebak pada tahun lalu.

"Tetapi ya alhamdulillah selama ini menghadapi PMK Indonesia termasuk negara tercepat. Bisa mengeliminir sampai ke titik rendah. 90% lebih, katakanlah 99% bisa tertangani, padahal itu termasuk susah," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Syahrul menambahkan, dirinya juga telah menerima laporan menyangkut ribuan babi yang mati di Sulawesi akibat terdampak penyakit flu ini. Ia menyatakan, akan terus berkoordinasi secara jarak jauh dengan daerah terkait.

"Dengan kecanggihan sekarang, tidak perlu menteri yang ke sana. Apalagi kalau itu hama atau virus, kita makin sering nongol di sana bisa semakin berbahaya. Yang harus lakukan adalah benarkah isolasi dan perketatan itu dilakukan, kemudian intervensi seperti mana. Bagaimana lintas-lintas daerah harus terjaga dengan baik dan penguatan karantina kita," terangnya.

Sebagai tambahan informasi, penyebaran virus ini di tanah air pertama kali diketahui lantaran Badan Pangan Singapura/Singapore Food Agency (SFA), menemukan penyakit flu babi (African Swine Fever/ASF) pada babi hidup yang dikirim dari dari Pulau Bulan, Kepulauan Riau ke Singapura. Singapura pun menghentikan ekspor babi hidup dari Indonesia sejak April 2023.

Terbaru, virus ASF ini ternyata juga ditemukan di Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan. Ganasnya virus ini mengakibatkan 14.756 ekor babi mati dalam sebulan. Ribuan babi tersebut mati hanya dalam kurun waktu satu bulan yakni dari April sampai Sabtu 13 Mei 2023.




(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads