Pemandangan serupa juga terlihat di Toko Gunung Agung Senayan City. Salah seorang pegawai mengatakan, kini sejumlah buku-buku impor terjemahan sudah ditarik sehingga sudah tidak lagi tersedia.
"Kita sudah nggak ada. Kemarin sudah ditarik," ujar salah seorang pegawai kepada pegawai lainnya saat detikcom bertanya mengenai ketersediaan sebuah buku.
Meski begitu, pengunjung yang datang Toko Gunung Agung ini jauh lebih ramai dibandingkan dengan yang di Kwitang. Merek alat tulis dan jenis-jenis buku pun terpantau lebih lengkap. Hal ini pun dikonfirmasi oleh pegawai lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, di sini memang lebih lengkap," ujar pegawai tersebut ditemui terpisah.
![]() |
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya informasi PHK sepihak ini diterima detikcom dari Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) Indonesia yang merupakan induk organisasi dari Serikat Pekerja PT GA Tiga Belas (SP Gunung Agung). Mereka mengaku telah mendapat laporan pengaduan dan permohonan advokasi terhadap kasus PHK massal secara sepihak.
Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat mengungkapkan PHK sepihak dan massal yang dilakukan oleh manajemen Toko Buku Gunung Agung tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik secara proses maupun terkait hak-hak normatif yang wajib dibayarkan oleh perusahaan.
Mirah menambahkan, diperkirakan ada 220 pekerja Gunung Agung telah di-PHK secara sepihak sejak tahun 2020 sampai 2022. PHK sepihak dan massal diketahui akan masih berlanjut di tahun 2023 ini, dan diperkirakan menelan korban mencapai 350 pekerja.
(ara/ara)