Viral Ratusan Karyawan Pabrik Sepatu Resign Gegara Gaji Turun, Ini Faktanya

Viral Ratusan Karyawan Pabrik Sepatu Resign Gegara Gaji Turun, Ini Faktanya

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 23 Mei 2023 13:29 WIB
Ilustrasi THR
Ilustrasi/Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Viral video memperlihatkan ratusan karyawan sedang demo di tempat kerja lantaran gaji diturunkan Rp 105.000/bulan. Alih-alih menenangkan, pihak perusahaan justru mempersilakan karyawan untuk keluar jika tidak terima dengan aturan baru tersebut.

"Saya ngomong jujur di depan Anda semuanya dengerin ya, bagi yang mau silakan (bekerja), nggak mau silakan keluar, keluar semua pun ndak papa, itu kemampuan perusahaan," kata seorang pria yang diduga pihak HRD perusahaan, dikutip dari akun @K*me*keuSG, Selasa (23/5/2023).

"Yang provokasi sampean (Anda) juga saya tahu orangnya siapa, tapi kalau mereka bisa mencarikan (uang) sampean silakan, ikut yang memprovokasi. Kalau nggak bisa bergabung dengan kita silakan (keluar), pintunya luas," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mendengar perkataan itu, semua karyawan yang berdemo sontak terdiam dalam beberapa detik, sampai akhirnya ada seseorang yang berkata 'SAYA PULANG'. Sikap itu langsung diikuti oleh semua karyawan dan demo pun bubar.

"PULAAANGGG," teriak karyawan sambil bubar meninggalkan tempat demo.

ADVERTISEMENT

Penjelasan Perusahaan

Diketahui perusahaan yang didemo tersebut merupakan PT SS Utama, produsen sepatu Ardiles yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Saat dikonfirmasi, yang viral tersebut faktanya merupakan video lama dari kejadian Januari 2023.

"Sekarang masih kerja kok, itu video lama. Setelah kejadian itu besoknya langsung pada masuk seperti biasa. Ini masih pada produksi," kata Eka selaku operator PT SS Utama saat dihubungi.

Eka memastikan keputusan karyawan untuk bekerja kembali merupakan keinginan sendiri tanpa paksaan dari perusahaan. Meskipun, mereka harus terima kenyataan bahwa gajinya diturunkan Rp 105.000/bulan.

"Itu kan sudah diberi tahu kalau mau kerja monggo (silakan) masuk, setelah itu besoknya anak-anak masuk seperti biasa. Kan perusahaan memberikan kesempatan kalau mau kerja monggo," jelasnya.

Keputusan penurunan gaji Rp 105.000/bulan terpaksa diambil perusahaan karena sepinya permintaan akibat pelemahan ekonomi global. Eka menyebut terdapat penurunan penjualan baik dalam negeri maupun ekspor.

"Memang nggak ada order, sepi. Ada (ekspor) tapi nggak banyak, nggak seperti tahun kemarin," bebernya.

Lihat juga Video 'Penjelasan Toko Buku Gunung Agung soal Kabar PHK Massal':

[Gambas:Video 20detik]



(aid/ara)

Hide Ads