Jurnal Penutup: Pengertian, Tujuan, Contoh, dan Cara Membuatnya

Jurnal Penutup: Pengertian, Tujuan, Contoh, dan Cara Membuatnya

Naja Sarjana - detikFinance
Rabu, 24 Mei 2023 19:52 WIB
Jurnal akuntansi dan keuangan.
Foto: Northfolk/ Unsplash
Jakarta -

Jurnal penutup merupakan dokumen akuntansi yang penting bagi perusahaan. Biasanya, jurnal penutup dibuat pada akhir periode pembukuan untuk menutup akun nominal sementara.

Jurnal penutup merupakan laporan keuangan yang pasti dimiliki oleh setiap bisnis atau perusahaan. Simak pengertian, tujuan, serta contoh jurnal penutup berikut ini.

Pengertian Jurnal Penutup

Closing entries atau jurnal penutup merupakan jurnal yang digunakan untuk menutup sejumlah jenis akun dalam akuntansi. Menutup akun yang dimaksud adalah dengan cara menyesuaikan saldo pada akun hingga jumlahnya nol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jurnal penutup merupakan laporan keuangan yang disusun pada periode akhir pembukuan yang digunakan untuk menutup nominal akhir sementara. Akun yang ditutup adalah akun nominal serta akun pembantu modal seperti akun pribadi dan akun kliring.

Pendapatan dan beban merupakan akun nominal yang perlu di-nol-kan pada jurnal penutup. Sedangkan yang termasuk sebagai akun pembantu modal adalah prive serta ikhtisar laba/rugi (ILR).

ADVERTISEMENT

Jurnal penutup disusun dengan menyesuaikan bentuk perusahaan. Penyusunan jurnal penutup fleksibel agar pihak yang berkepentingan memiliki kemudahan dalam mempelajari dan menyusunnya.

Secara umum, jurnal penutup bertujuan menutup semua akun pada nominal akhir sementara agar saldo menjadi nol. Tujuannya agar saldo pada akun modal menunjukkan kondisi yang sebenarnya pada periode akhir.

Penutupan akun berdasarkan nominal akhir ini akan membuat saldo modal perusahaan berjumlah sama dengan neraca akhir periode. Saldo modal tersebut menjadi salah satu patokan dalam membuka pembukuan pada periode selanjutnya.

Tujuan Jurnal Penutup

Tujuan utama dari pembuatan jurnal penutup, yaitu untuk menutup semua akun yang berada pada perkiraan sementara hingga saldonya menjadi nol.

Selain itu, jurnal penutup juga memiliki tujuan serta fungsi lainnya. Berikut ini adalah tujuan dan fungsi jurnal penutup.

1. Memisahkan Akun Pendapatan dan Beban

Jurnal penutup disusun untuk memisahkan akun pendapatan dan beban agar tidak bercampur pada periode pembukuan selanjutnya. Setelah dua akun tersebut dipisahkan, perusahaan dapat mulai menyusun pembukuan untuk periode berikutnya.

2. Memudahkan Proses Auditing

Penyusunan jurnal penutup membantu memudahkan proses auditing. Jurnal penutup memisahkan setiap transaksi antar periode. Dengan begitu, auditor perusahaan akan lebih mudah mengaudit transaksi dalam beberapa periode transaksi secara sekaligus.

3. Menyajikan Laporan Keuangan Secara Riil

Tujuan jurnal penutup yang terakhir adalah membantu menyajikan laporan keuangan perusahaan secara riil setelah akhir periode pembukuan. Pada akhir periode tersebut, laporan keuangan hanya memuat aset, liabilitas, serta ekuitas perusahaan.

Contoh Jurnal Penutup

Penyusunan jurnal penutup tidak jauh berbeda dengan jurnal umum. Pembuatan jurnal penutup sendiri dilakukan saat laporan keuangan tahunan selesai disusun oleh perusahaan.

Simak contoh jurnal penutup berikut ini.

1. Jurnal Penutup Akun Pendapatan

Jumlah dari ringkasan pendapatan perusahaan kecuali biaya dividen tercantum dalam saldo akun. Ringkasan saldo ini hanya dicatat pada jurnal penutup sehingga akun pendapatan terakhir adalah nol.

Cara menutup akun pendapatan dalam jurnal penutup adalah dengan memindahkan seluruh akun pendapatan ke akun ikhtisar laba rugi agar hasilnya nol.

Berikut ini contoh jurnal penutup akun pendapatan.

Tanggal Nama AkunDebitKredit
31 DesPendapatan jasa ServisRp 600.000
Ikhtisar laba rugiRp 600.000

2. Jurnal Penutup Akun Beban

Dalam operasionalnya, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya yang disebut sebagai beban. Akun beban usaha mencatat pengeluaran yang terkait dengan operasional perusahaan seperti gaji karyawan, listrik, biaya sewa, dan sebagainya.

Pada jurnal penutup akun beban dipasangkan dengan ikhtisar laba/rugi. Cara menutup akun beban adalah dengan memindahkan akun beban (kredit) ke ikhtisar laba/rugi (debit).

Berikut ini contoh jurnal penutup akun beban.

Tanggal Nama AkunDebitKredit
31 DesIkhtisar laba rugiRp 7.500.000
Beban gajiRp 1.000.000
Beban sewaRp 2.400.000
Beban penyusutan mesinRp 3.600.000
Beban perlengkapanRp 500.000

3. Jurnal Penutup Akun Ikhtisar Laba/Rugi

Jurnal penutup selanjutnya adalah akun ikhtisar laba/rugi. Ada dua cara membuat jurnal penutup akun ikhtisar laba/rugi yang menyesuaikan dengan kondisi perusahaan.

Simak contohnya berikut ini.

a. Jika perusahaan memperoleh laba, ikhtisar laba/rugi ditaruh pada debit dan modal pada kredit

Berikut ini contoh jurnal penutup IRL bila perusahaan memperoleh keuntungan (laba).

Tanggal Nama AkunDebitKredit
31 DesIkhtisar laba rugiRp 15.000.000
ModalRp 15.000.000

a. Jika perusahaan rugi, ikhtisar laba/rugi ditaruh pada kredit dan modal pada debit

Berikut ini contoh jurnal penutup IRL bila perusahaan mengalami rugi.

TanggalNama AkunDebitKredit
31 DesModalRp 15.000.000
Ikhtisar laba rugiRp 15.000.000

4. Jurnal Penutup Akun Prive (Saldo Debit)

Akun prive merupakan akun pribadi pemilik perusahaan yang tidak terjadi di semua bisnis atau perusahaan. Meskipun biasanya jumlahnya minimal, akun prive tetap harus dicantumkan dalam jurnal penutup.

Cara menutup akun prive adalah dengan mendebit akun modal dan mengkredit akun prive.

Berikut ini contoh jurnal penutup akun prive.

TanggalNama AkunDebitKredit
31 DesModalRp 5.000.000
PriveRp 5.000.000

Itulah pengertian jurnal penutup serta tujuan, contoh, dan cara membuatnya yang perlu kamu ketahui untuk menyusun jurnal penutup. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(inf/inf)

Hide Ads