Pelarangan Jual Gabah Keluar Lampung Dinilai Matikan Ekonomi Petani

Pelarangan Jual Gabah Keluar Lampung Dinilai Matikan Ekonomi Petani

Erika Dyah - detikFinance
Jumat, 26 Mei 2023 17:21 WIB
Ilustrasi Padi
Foto: Istimewa

Menurutnya, ketergantungan ini bermula saat mulai musim tanam, saat para petani membutuhkan modal kerja untuk pengadaan benih, pupuk, pestisida, dan lainnya. Akibat keterbatasan modal, mereka pun meminjam kepada tengkulak dan akan dibayar saat panen.

Selain itu, ia menilai ada juga permainan untuk menekan harga yang bahkan bisa di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) jika sedang panen raya. Misalnya, gabah telat dibongkar sehingga harus menginap dan membuat harganya makin turun. Selain itu, jenis padi tertentu juga sering ditekan, seperti beras bulat yang pangsa pasarnya lebih terbatas.

"Harga gabah yang ditekan tersebut menyebabkan ekonomi petani kurang sejahtera," kata Rayon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, ia menilai harga gabah mulai wajar sejak masuknya perusahaan besar yang membuat kemampuan pembeliannya juga besar. Kondisi ini dinilainya dapat menguntungkan petani.

Adapun harga GKP saat ini yang berada di atas Rp 5.000 per Kg dinilai wajar untuk meningkatkan kesejahteraan petani Lampung.

ADVERTISEMENT

"Supplier sekarang kejarnya kuantitas jadi harus bayar cash. Sekarang apa adanya saja, kalau hasilnya bagus langsung bayar. Kalau dulu sampai berbulan-bulan, sekarang nggak ada cerita," pungkasnya.


(akn/ega)

Hide Ads