Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tampak optimis dalam menghadapi ancaman gagal bayar utang yang dihadapi negaranya. Ia dan negosiator dari Partai Republik masih berupaya menaikkan plafon utang pemerintah AS yang berjumlah US$ 31,4 triliun.
Negosiasi yang membahas kesepakatan untuk menaikkan plafon utang sudah berlangsung berminggu-minggu. Sementara AS terancam gagal bayar utang pada 5 Juni 2023.
Jika negosiasi gagal, AS harus menghadapi bencana ekonomi imbas default atau gagal bayar utang. Namun Biden nampaknya masih optimis hasilnya akan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya tampak baik," kata Biden dengan optimis, dikutip dari Reuters, Sabtu (27/5/2023).
Sementara itu perwakilan partai Republik Patrick McHenry mengatakan dia setuju dengan komentar Biden, sambil mengingatkan bahwa negosiasi belum selesai.
"Semoga (hasilnya baik)," singkat McHenry, salah satu negosiator utama Ketua DPR Kevin McCarthy dengan Gedung Putih.
Negosiator sedang mendiskusikan kesepakatan yang akan menaikkan batas waktu selama dua tahun, sambil tetap berselisih apakah akan memperketat ketentuan untuk beberapa program anti-kemiskinan.
McCarthy meninggalkan Capitol pada hari Jumat setelah panggilan konferensi. Salah satu letnan utamanya mengatakan kepada sesama anggota Partai Republik bahwa tidak ada kesepakatan yang dicapai, seperti laporan CNN.
Kesepakatan apa pun harus mendapatkan persetujuan di DPR yang dikendalikan Partai Republik dan Senat yang dipimpin Demokrat. Proses untuk Biden dapat menandatanganinya menjadi undang-undang bisa memakan waktu lebih dari seminggu.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyinggung tipisnya cadangan uang yang membuat negaranya bisa gagal bayar utang.
Bahkan AS disebut bisa kehabisan uang demi membayar tagihannya tanggal 5 Juni. Ia berharap kongres AS bisa menangguhkan tanggal batas utang.
"Kami perkirakan Departemen Keuangan tak punya sumber daya yang cukup untuk memenuhi kewajiban jika kongres tak menaikkan atau menangguhkan batas utang pada 5 Juni," tulis Yellen dalam surat kepada Ketua DPR Kevin McCarthy, dikutip dari CNBC, Sabtu (27/5/2023).
Yellen menjelaskan Departemen Keuangan akan melakukan pembayaran sebesar US$ 130 miliar tanggal 1 dan 2 Juni. Hal ini membuat cadangan uang mereka semakin tipis.
"Selama seminggu sejak tanggal 5 Juni, Departemen Keuangan dijadwalkan melakukan pembayaran utang dan transfer sekitar US$ 92 miliar," lanjut Yellen.
(zlf/zlf)