Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membeberkan dampak fenomena El Nino bagi Indonesia. Suharso menyebut El Nino bisa menurunkan produksi padi hingga 1-5 juta ton.
"Dan biasanya El Nino berdasarkan data yang kita miliki, tahun 1990-2020 itu menunjukkan penurunan produksi secara konsisten setiap kejadian El Nino terhadap produksi padi yang bervariasi, 1-5 juta ton tergantung intensitas El Nino," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (5/6/2023).
El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. La Nina merupakan fenomena sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharso mengingatkan dampak perubahan iklim harus diantisipasi jauh-jauh hari. Ia memberi contoh suhu di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur naik 0,9 derajat celcius dalam 16 tahun terakhir.
Pada kesempatan itu ia menyebut El Nino diprediksi dimulai bulan depan, lalu melandai namun akan kembali naik.
"Di Kabupaten Berau dalam 16 tahun terakhir sudah naik sekitar 0,9 derajat celcius. Kenaikan ini akibat kenaikan suhu muka laut dan dikenal dengan El Nino. Kalau di grafik kapan akan dimulai bulan depan dan turun sebentar dan dia akan naik kembali," bebernya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal persiapan pemerintah menghadapi dampak kekeringan El Nino. Di sektor pangan, Zulhas menyinggung ada opsi impor yang disiapkan.
El Nino juga menghantam sejumlah negara, termasuk Malaysia. Di negeri tetangga air minum mulai jadi rebutan. Kemudian di India dan China cuaca panas banyak memakan korban jiwa.
"Saya juga bahas soal menyikapi El Nino ini seperti apa, di Malaysia aja rebutan air minum, di India suasana panas sampai membuat korban, Tiongkok juga begitu," ujar Zulhas usai melakukan dipanggil Jokowi, Senin (22/5/2023).
(ara/ara)