Konglomerat sekaligus pemodal asal Amerika Serikat (AS), George Soros, menyerahkan kerajaan bisnisnya kepada putranya, Alexander Soros. Adapun total nilai dari bisnisnya itu mencapai US$ 25 miliar atau setara Rp 372,5 triliun (kurs Rp 14.900/US$).
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (12/6/2023), juru bicara Soros mengonfirmasi detail dari wawancara yang diterbitkan di The Wall Street Journal (WSJ) pada hari Minggu kemarin.
Pada awalnya, Soros menyebut tidak ingin Open Society Foundations (OSF) miliknya diambil alih oleh salah satu dari lima anaknya. Namun dalam wawancara tersebut ia memberi sinyal akan menyerahkan yayasan dan sisa kerajaannya itu kepada Alex.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia pantas mendapatkannya," ujar Soros.
Kerajaan bisnis Soros, termasuk OSF, aktif di lebih dari 120 negara dan menyalurkan sebanyak US$ 1,5 miliar atau setara Rp 22,35 triliun ke berbagai kelompok setiap tahunnya. Yayasan tersebut mendukung kelompok dan individu yang mempromosikan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan di seluruh dunia.
Wawancara pun juga sempat dilakukan WSJ kepada Alexander. Alex menyatakan, dirinya lebih politis dibandingkan dengan ayahnya. Ia juga berencana akan terus menyumbangkan uang keluarganya kepada kandidat politik AS yang berhaluan kiri.
Tidak hanya itu, Alex juga menyatakan akan memperluas prioritas yayasan untuk memasukkan hak memilih dan aborsi serta kesetaraan gender.
"Sebanyak saya ingin mendapatkan uang dari politik, selama pihak lain melakukannya, kita harus melakukannya juga," kata Alex.
Alexander merupakan anak tertua dari dua bersaudara, dari pernikahan George Soros dan istri keduanya. Dewan OSF memilih Alex sebagai ketuanya pada bulan Desember, dan Alex kini memimpin aktivitas politik sebagai Presiden Komite Aksi Politik Soros.
(das/das)