Kementan Pastikan Produksi Sayuran di Solok Memadai Jelang Idul Adha

Kementan Pastikan Produksi Sayuran di Solok Memadai Jelang Idul Adha

Jihaan Khoirunnissa - detikFinance
Selasa, 13 Jun 2023 07:37 WIB
Kementan
Foto: dok. Kementan
Jakarta -

Tim Kementerian Pertanian dipimpin oleh Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto melakukan pengecekan ketersediaan produksi sayuran di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar). Khususnya untuk komoditas kentang, bawang, dan cabai.

Diketahui pengecekan pada Minggu (11/6) kemarin dalam rangka menindaklanjuti arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk memastikan pasokan pangan jelang Hari Raya Idul Adha.

"Iya betul, Pak Menteri sudah instruksi ke kami, jadi waktu singkat di Padang ini kami manfaatkan betul untuk mengecek semua ketersediaan komoditas hortikultura di Sumbar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan hasil pemantauan langsung di lokasi, produktivitas panen kentang Solok mencapai 17 ton per hektare (ha) dengan harga Rp 8 ribu di tingkat petani. Produktivitas cabai 12 ton/ha, dengan harga Rp 20 ribu/kg, dan bawang merah mencapai 12 ton per hektare untuk kering askip.

Di lokasi yang sama, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Andi M. Idil Fitri menyebut penghasilan petani sayuran Kabupaten Solok terbilang lumayan baik.

ADVERTISEMENT

"Sekali panen, petani kentang bisa menghasilkan Rp 136 juta/hektare, dengan biaya produksi sekitar Rp 80 juta. Dengan demikian keuntungan bersih mencapai Rp 56 juta/hektare. Sementara petani cabai sekali panen Rp 240 juta, dengan biaya produksinya Rp 125 juta, sehingga untungnya bisa mencapai Rp 115 juta per hektare. Demikian untuk bawang merah, hasilnya cukup baik", tuturnya.

Lebih lanjut Idil menegaskan Solok menjadi penyangga utama produksi komoditas hortikultura di Sumbar. Khususnya untuk cabai dan bawang merah.

Di sisi lain, Direktur Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra menekankan pentingnya upaya preventif dalam menangani Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Hal ini untuk merespons keluhan petani terkait serangan hama dan OPT, seperti busuk umbi (phytoptora infestans) pada kentang serta busuk buah dan daun pada cabe,

"Di Solok ini bagusnya untuk benih kentang dibiarkan dalam tanah untuk mendapatkan benih kentang yang bermutu, terutama untuk mengamankan dari penyakit busuk umbi, dan untuk cabai dilakukan pengendalian OPT menggunakan pestisida nabati yang ramah lingkungan," tutur Jekvy.

Sementara itu, Suhendri yang merupakan anggota kelompok tani Kembang Markisa mengaku senang dengan kedatangan tim Dirjen Hortikultura. Dia berharap kunjungan tersebut bisa alternatif solusi atas persoalan yang dihadapi petani.

"Alhamdulillah, tadi banyak sekali yang saya curhatkan ke Pak Dirjen, semua dijawab dan dikasih solusi. Terima kasih pada Kementerian Pertanian yang mau dan selalu hadir saat kami menghadapi permasalahan," pungkas Suhendri.

Diketahui sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah menginstruksikan jajarannya turun ke lapangan guna mengawal ketersediaan komoditas pangan serta mengantisipasi peluang lonjakan harga menjelang peringatan hari raya keagamaan.

"Kita telah berhasil menjaga produksi pada bulan puasa hingga Lebaran Idul Fitri lalu. Khususnya cabai bawang dan sayuran lainnya saya pantau stabil, tidak ada lonjakan yang signifikan. Ini prestasi yang menggembirakan. Saya ingin momentum Idul Adha nanti tetap terkendali, dijaga dari hulu hingga hilirnya agar produksi tidak ada yang bersoal," ujar Syahrul.




(ega/ega)

Hide Ads