Utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk turun hingga 50% dari total. Hal ini diungkapkan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR.
Dia menjabarkan utang Garuda Indonesia yang tadinya sebesar US$ 10,11 miliar atau sekitar Rp 149,62 triliun menjadi hanya bersisa menjadi US$ 5,1 miliar atau sekitar Rp 75,48 triliun (dalam kurs Rp 14.800).
Irfan mengatakan penurunan utang terjadi karena kesusksesan Garuda Indonesia menjalani proses PKPU dan juga perbaikan operasional yang mulai terjadi paska pandemi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling penting adalah terjadi penurunan utang dari US$ 10,11 miliar jadi US$ 5,1 miliar," beber Irfan dalam rapat kerja yang dilakukan Selasa (13/6/2023).
Paling banyak utang berkurang karena hasil negosiasi utang lewat PKPU. Dia bilang US$ 4,8 miliar utang Garuda berkurang akibat negosiasi penundaan utang dengan lessor dan perbankan
"Kondisi ini penurunan utang kita tinggal 50% secara accounting perusahaan tinggal menyelesaikan isu going concern ke depannya," beber Irfan.
Dalam paparannya, dia juga menampilkan pendapatan Garuda Indonesia naik signifikan menjadi Rp 27,7 triliun di 2022 dari awalnya Rp 19,2 triliun di tahun 2021
(hal/hns)