Produsen alat masak instan atau presto instan (instan pot), yaitu Instant Brands mengajukan kebangkrutan. Hal ini dilakukan karena penjualan perusahaan terus menurun serta tingginya beban utang perusahaan selama ini.
Dikutip dari Reuters disebutkan, suku bunga tinggi juga menjadi salah satu penyebab tak sanggupnya perusahaan untuk bertahan. "Persyaratan kredit yang ketat dan menurunnya permintaan konsumen membuat beban utang semakin membesar," kata perusahaan, ditulis Rabu (14/6/2023).
Perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan restrukturisasi dan pembiayaan telah disiapkan sebesar US$ 132,5 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Restrukturisasi perusahaan Adam Hollerbach mengungkapkan Instant Brands memang telah mengalami penurunan penjualan meskipun pandemi COVID-19 mereda. Aktivitas masyarakat sudah banyak di luar ruangan sehingga kebutuhan untuk membuat makanan instan di dalam rumah mulai berkurang.
Sejauh ini perusahaan masih berupaya untuk mengerek harga produk demi meningkatkan pendapatan dan menekan biaya operasional. Namun cara itu tak mampu mengatasi utang yang semakin menumpuk.
"Masalah-masalah itu menyebabkan likuiditas Instant Brands dan membuat struktur modalnya tidak dapat dipertahankan," kata Hollerbach.
Mengutip dari laman resmi perusahaan, Instant Brands mempekerjakan lebih dari 2.400 karyawan di empat benua. Selama lebih dari 100 tahun, perusahaan telah menjadi inovator dalam membantu orang membuat dan menikmati makanan bersama. Saat ini, produk kami ada di jutaan rumah di seluruh dunia.
Merek Instan terdiri dari tim karyawan yang bekerja di kantor di seluruh dunia. Perusahaan mengatakan memiliki manufaktur, pengembangan produk, dan operasi distribusi di Amerika Serikat dan kawasan Asia-Pasifik, serta saluran ritel di seluruh dunia
Lihat juga Video 'Saham Tupperware Merosot Hingga 50%':