BPS Catat 5 Komoditas Ekspor RI Ini Melonjak Tajam

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 15 Jun 2023 11:26 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lima komoditas ekspor Indonesia mengalami lonjakan ekspor pada Mei 2023, tertinggi yakni ekspor kendaraan yang naik 60,20% dibanding bulan April 2023.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan, dibandingkan bulan sebelumnya, ada 5 komoditas dengan peningkatan yang terbesar yaitu kendaraan dan bagiannya yang sebesar US$ 373,2 juta atau naik 60,20%.

"Kemudian, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya sebesar US$ 20,16 juta atau naik 53,77%, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar US$ 197,5 atau naik 19,11%, lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar US$ 158,5 atau naik 9,04%, dan alas kaki sebesar US$ 157,9 atau 35,66%," ungkap Eddy di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/6/2023).

Edy menambahkan, kalau secara year on year ada dua sektor yang mengalami peningkatan terutama sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang naik sebesar 32,38% dibandingkan bulan Mei yang sama tahun lalu. Kemudian dari produk industri pengolahan yang naik 10,34% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

"Sementara Migas justru turun sebesar minus 12,10% serta tambang dan lainnya juga turun sebesar 20,97%," ungkapnya.

Edy menambahkan, ekspor nonmigas terbesar ke Tiongkok. BPS mencatat pada Mei ini komoditas yang dijual ke sana ada sekitar US$ 4,78 miliar atau pangsa pasarnya secara persentase sebesar 23,42%, kedua ke AS yaitu US$ 2,05 miliar atau sekitar 10,05%, ketiga ke jepang US$ 1,77 miliar atau sekitar 8,65%.

"Ketiga negara itu kalau kita hitung pangsa pasarnya lebih dari 40% dari komoditas kita dibawa ke tiga negara besar ini. Kalau ke negara ASEAN kita mencatat besarannya sekitar US$ 3,97 miliar atau pangsa pasarnya sekitar 19,48%," tambah Edy.

Ia mengatakan lagi, nilai kumulatif dari Januari-Mei 2023 total ekspor kita itu mencapai US$ 108,06 miliar. Atau kalau mau dibandingkan dengan periode yang sama Tahun 2022 itu ada penurunan sebesar -6,69%.

"Kalau kita lihat bahwa non migas kita kami mencatat selama Januari sampai Mei 2023 ada sebesar US$ 101,48 miliar atau menurun -6,69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selama Januari sampai Mei 2023 share dari ekspor nonmigas kita yang pertama adalah bahan bakar mineral dengan nilai US$ 20,62 miliar(20,32%), besi dan baja dengan nilai US$ 10,75 miliar (10,59%), lemak dan minyak hewani/nabati 10,70 miliar USD (10,55%)," tutup Edy.

Sebelumnya, Edy Mahmud mengatakan, secara month-to-month(mtm) nilai ekspor Indonesia pada Mei 2023 mencapai 21,72 miliar USD atau naik sekitar 12,61 dibandingkan pada bulan sebelumnya.
"Jika kita lihat lebih rinci lagi, migas kita pada Mei 2023 itu diekspor senilai US$ 1,32 miliar atau meningkat sekitar 4,48% dibanding bulan sebelumnya," kata Edy.


Edy menambahkan, sementara untuk non migas pada Mei 2023 kami mencatat nilainya sekitar US$ 20,40 miliar atau naik sekitar 13,18% dibandingkan bulan sebelumnya.


"Dalam 3 tahun terakhir pertumbuhan ekspor kita terutama kalau satu bulan pasca libur lebaran itu selalu menunjukkan pola meningkat jadi ini pola yang berulang kalau kita lihat dari series 3 tahun terakhir setiap pasca liburan menunjukkan pola meningkat,"ungkapnya.


"Kalau kita lihat peningkatan ekspor non migas kita sebesar 13,18% pada Mei 2023 terhadap bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh komoditas yang pertama adalah kendaraan dan bagiannya naik sekitar 60,20%," tambah Edy.


Kemudian kedua komoditas yang termasuk dalam peralatan mesin dan mekanis serta bagiannya yang naik sebesar 53,77%. Ketiga adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya naik sebesar 19,11%.


"Nilai ekspor kita pada Mei pertama yang terbesar itu adalah industri pengolahan itu sebesar US$ 15,60 miliar, kedua adalah tambang dan lainnya itu sebesar US$ 4,41 miliar, kemudian produk pertanian, kehutanan dan Perikanan itu sebesar US$ 0,39 miliar, sementara Migas berada pada posisi US$ 1,32 miliar. Secara persentase komoditi kita yang berhasil dijual ke luar negeri itu 93,94% berasal dari non migas," jelas Edy.

Lihat juga Video: Kata Jokowi soal PP Ekspor Pasir Demi Singapura







(aid/rrd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork