.webp)
Shannon Phillips, wanita kulit putih yang juga mantan manajer gerai Starbucks dipecat usai dua pria kulit hitam ditangkap di cabang Starbucks Philadelphia pada 2018. Hal ini memicu protes besar-besaran.
Namun rekan kerja Phillips yang berkulit hitam bisa tetap bekerja. Juri memutuskan pemecatan Phillips berkaitan dengan faktor rasial dan melanggar undang-undang anti diskriminasi.
Mengutip BBC, Kamis (15/6/2023), juri federal di New Jersey menemukan bahwa Starbucks telah melanggar hak sipil federal Phillips, serta undang-undang New Jersey yang melarang diskriminasi berdasarkan ras. Starbucks harus membayar ganti rugi US$ 600 ribu ditambah US$ 25 juta, atau total sekitar Rp 381,44 miliar (kurs Rp 14.900).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun insiden ini terjadi di cabang Starbucks di Philadelphia's Rittenhouse Square pada 2018. Salah satu dari dua pria kulit hitam yang menunggu di kedai kopi disebut tidak diizinkan ke toilet karena belum membeli apapun.
Keduanya bernama Rashon Nelson dan Donte Robinson. Mereka mengatakan kedatangannya itu bertujuan untuk pertemuan bisnis dan sedang menunggu seseorang. Ketika menolak untuk pergi, staf Starbucks memanggil polisi. Kedua pasangan itu lantas dibawa keluar gerai sambil diborgol polisi.
Penangkapan mereka direkam dalam video dan dibagikan secara online, menyebabkan protes besar-besaran. Bahkan Starbucks menutup 8.000 tokonya di AS selama sehari untuk mengadakan pelatihan anti-bias bagi para pekerja.
Manajer regional Phillips dipecat sementara manajer toko tempat insiden itu terjadi, sedangkan yang berkulit hitam tetap bekerja. Pada 2019, Phillips menggugat Starbucks dengan tuduhan melakukan pemutusan hubungan kerja yang salah dan menghukum karyawan kulit putih seperti dia secara tidak adil.
Pengacaranya berargumen bahwa manajemen puncak Starbucks mencari 'kambing hitam' untuk dipecat guna menunjukkan bahwa tindakan telah diambil.
Lihat juga Video: Polisi Spanyol Menangkap 7 Orang di Kasus Rasisme ke Vinicius Jr
