Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bercerita mengenai pengalamannya yang rugi besar-besaran karena kebijakan larangan ekspor nikel. Bahlil mengatakan, ketika ia ditunjuk menjadi Kepala BKPM, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertanya kepadanya apakah dirinya berani menyetop ekspor ore nikel.
"Wah itu pekerjaan yang paling berat menurut saya, karena perusahaan saya kerjanya ekspor nikel, kan gila itu kan. Saya punya perusahaan main di tambang," kata Bahlil dalam acara Research & Innovation Expo 2023, Kamis (15/6/2023).
Kala itu itu, Bahlil mengatakan, ada 300 ribu ton yang siap diekspor ke China. Bahlil mengatakan, Jokowi menyampaikan pertanyaannya tersebut dua hari setelah ia dilantik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahlil menuturkan, keuntungan bersih per 1 ton ekspor sebesar US$ 15. Dia bilang, jika ekspor dihentikan, maka keuntungan bersih yang hilang sebesar US$ 4,5 juta.
"Tapi mau gimana, ini perintah presiden, dan ini perintah negara," katanya.
Ia pun kemudian mencari tahu alasan Jokowi ingin menyetop ekspor nikel. Dia mengatakan, pada saat heboh kayu merbau, Indonesia mengekspor kayu gelodongan (kayu log). Namun, kemudian Indonesia mengimpor meubelair.
"Pertanyaan saya satu, adakah satu perusahaan di republik ini masuk 10 besar pemain meubelair terbesar di dunia. Nggak ada," katanya.
Begitu juga dengan ikan. Indonesia memiliki sumber daya paling bagus, tapi industri Indonesia masih kalah dengan Vietnam dan Thailand.
"Artinya nilai tambah itu semua dibawa ke luar negeri. Maka, ekonomi kita dalam ekspor, dari sebelum merdeka, sampai merdeka, sampai dengan 2014, modelnya sama, ekspor raw material. Sampai negara ini seperti ini?" ujarnya.
Ia pun merenung hingga akhirnya memutuskan untuk menyetop ekspor nikel. Meski, ia mengaku rugi dari kebijakan tersebut.
"Saya langsung melapor bapak Presiden 'Bapak, sekalipun saya tahu perusahaan saya rugi karena kebijakan ini, tapi untuk kedaulatan bangsa maka saya siap untuk memutuskan melarang ekspor ore nikel'," ujar Bahlil.
Lihat juga Video: Luhut ke IMF soal Larangan Ekspor Raw Material: Kalian Jangan Macam-macam